REDAKSI8.COM – Situasi pandemi yang dirasakan Indonesia dan sebagian besar negara-negara dunia menimbulkan dampak yang tidak sedikit, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi ekonomi.
Kalangan yang sangat erat merasakan dampak tersebut ialah para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di mana penurunan omzet menjadi keluhan yang biasa terdengar.
Presiden Joko Widodo berulang kali mendengarkan keluhan tersebut. Para pelaku UMK yang biasa ditemuinya, mulai dari pedagang rumahan, asongan, atau kaki lima kerap kali mengeluhkan penurunan omzet hingga dua atau bahkan tiga kali lipat setelah datangnya pandemi ini.
“Saya tahu karena karena saya bertemu seperti ini tidak hanya sekali atau dua kali. Di Jakarta, Bogor, maupun daerah lainnya keadaannya sama, omzet pasti turun, keuntungan usaha pasti turun,” ujarnya saat menyerahkan Bantuan Modal Kerja (BMK) kepada para pelaku UMK dengan didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, di teras Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 8 Januari 2021.
Keadaan serupa itu nyatanya tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara lain, yang bahkan tergolong sebagai negara maju sekalipun, juga merasakan pukulan dari dampak pandemi Covid-19 ini.
Meski demikian, Presiden memahami kesulitan dan beban berat yang dirasakan. Sejumlah program bantuan pemerintah telah dan akan terus digulirkan kepada masyarakat terdampak.
Bagi para pelaku UMK, Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan juga rutin memberikan bantuan berupa modal kerja agar usaha-usaha yang dijalankan pelaku UMK dapat terus bertahan.
“Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini saya memberikan bantuan modal kerja. Isinya Rp2,4 juta. Ini agar ibu dan bapak sekalian pakai untuk tambahan modal usaha atau menambah dagangan sehingga bisa membesarkan usaha,” tuturnya.
Kepala Negara berharap agar situasi pandemi ini dihadapi dengan semangat dan kerja keras pantang menyerah agar dapat bersama melalui situasi sulit saat ini.
Apalagi, dalam waktu dekat pemerintah juga akan menjalankan program vaksinasi Covid-19 yang dapat diikuti secara gratis oleh masyarakat.
“Tapi memang keadaan belum bisa kembali langsung normal. Oleh sebab itu saya titip kepada Bapak/Ibu sekalian sampaikan ke tetangga, teman-teman, agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Disiplin pakai masker, cuci tangan habis kegiatan, jaga jarak,” ucapnya.
Sementara itu Puspita, pemilik warung gorengan di Kelurahan Cempaka Kota Bajarbaru mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat itu. Walaupun pengurusan pencairannya sedikit ribet saat di Bank BRI, dana sekian juta rupiah itu dapat membantu permodalan usahanya yang dibangun selama masa pandemi tahun 2020.
“Kita mesti ngantri dari pukul 02.00 dini hari untuk mengisi formulir pencairan bantuan UMKM itu,” ungkapnya kepada Redaksi8.com.
“Kemudian untuk formulir dibatasi dari 30 sampai 40 saja, jadi ada yang datang tapi tidak kebagian formulir,” sambungnya menjelaskan.
Sejauh ini katanya, roda bisnis kecil-kecilannya itu kembali terkendala pada sisi konsumennya, biasa ramai namun sekarang sepi kembali. Lantaran, dianggapnya Kota Banjarbaru kembali memasuki zona merah sejak November 2020.
“Semoga tahun ini ada tahap berikutnya untuk bantuan UMKM lagi,” tandasnya.