REDAKSI8.COM – Kepolisian Resor (Polres) Banjar memberikan himbauan kepada masyarakat terutama anak anak untuk tidak bermain petasan atau kembang api, karena dampak dan bahaya petasan dan kembang api tersebut mengintai.
Pada bulan Ramadhan saat ini, banyak orang berlomba-lomba memproduksi, memperdagangkan, dan menyalakan mercon atau petasan setelah selesai sholat tarawih. Mulai anak-anak kecil hingga orang dewasa yang tujuan awalnya hanya ingin bermain petasan.
Seperti yang disampaikan oleh Kapolres Banjar AKBP Doni Hadi Santoso, kita tahu bahwa banyak bahaya yang mengintai di sekitar kita karena material yang digunakan dalam pembuatan mercon ini sangat berbahaya.
“Kami dari Kepolisian Resor Banjar setiap tahun sering kali memberi himbauan agar masyarakat jangan mencoba-coba untuk memperdagangkan bahkan menyalakan mercon dengan alasan keamanan,” ungkapnya, Senin (25/4/2022).
Kapolres Banjar menjelaskan walau sudah himbauan tetapi masyarakat menganggap sebuah himbauan tersebut hanya sebuah kata-kata yang tidak perlu dijalankan asalkan mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan tanpa melihat bahaya-bahaya yang timbul dari barang dagangannya.
“Oleh sebab itu, kami dari pihak Kepolisian Resor Banjar menegaskan siapa pun yang menjual atau menggunakan petasan bakal dijerat hukuman. Penggunaan Petasan tanpa toleransi karena Petasan itu mengeluarkan ledakan,” tuturnya.
“Dan apabila kembang api masih diberi toleransi karena mengeluarkan keluar api, tetapi jika sampai menimbulkan dampak yang negatif di tengah masyarakat, Pelaku dapat dikenakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951,” tambahnya
Humas Polres Banjar Iptu Suwarji menjelaskan, berikut ini ancaman pidana yang dapat mengancam penjual bahkan pengguna petasan yakni diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 12/DRT/1951 dan Pasal 187 KUHP.
“Barangsiapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun”.
Adapun Pasal 187 KUHP barangsiapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya umum bagi orang. Dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain. Dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.
“Pada kesempatan ini, kami kembali menghimbau dan menegaskan kepada warga masyarakat Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar dan sekitarnya, utamanya yang berlokasi di sepanjang bantaran sungai Martapura, untuk tidak membuat dan atau meledakan meriaman, baik yang terbuat dari bahan bambu, batang nyiur maupun pipa besi yang dengan diameter kecil hingga besar, serta tidak membeli, menyimpan dan menggunakan karbit untuk bahan peledak, karena itu melanggar hukum dan undang-undang tersebut di atas,” tutupnya