REDAKSI8.COM – Journalist Camp II yang dilaksanakan di Alam Roh 20 Desa Kiram Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan yang dilaksanakan selama dua hari tentunya ada pengalaman baru yang didapat oleh peserta. Dimana narasumber yang didatangkan cukup banyak salah satu diantaranya adalah Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalimantan Selatan.
Ketua FAJI Kalimantan Selatan Bandi Chairullah melalui sekretaris FAJI Kalimantan Selatan Isra Al Huda (16/1/2022) Minggu, mengatakan bahwa Journalist Champ II ini adalah suatu kegiatan yang sangat luar biasa karena sudah jarang dilakukan di alam terbuka apalagi di masa pandemik.
“Suatu kegiatan yang sangat luar biasa karena sudah jarang kegiatan-kegiatan ini dilakukan di outdoor, dulu kita sempat terkekang karena pandemik, tapi dengan kegiatan alam bebas ini di era new normal ini, mudahan bisa dilanjutkan dengan Journalist Camp tiga, empat dan selanjutnya,” Katanya.
Huda mengatakan sedikit tentang cikal bakal adanya arung jeram di Indonesia, sejarah menjawab ternyata cikal bakal olahraga arung jeram ini adalah dari borneo, dan ini merupakan suatu catatan sejarah yang sangat membanggakan khususnya bagi Kalimantan Selatan.
“Sejarah mencatat bahwa Federasi Arung Jeram Indonesia cikal bakalnya adalah berasal dari Borneo, yaitu ada ekspedisi seorang misionaris dari Belanda yang dimulai dari mahakam hulu kemudian Kapuas hulu diarungi kurang lebih 40 hari dengan bambu Rafting,” terangnya.
Dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang ada, Kalimantan Selatan memiliki dasar kekuatan yang kuat.
Arung Jeram di Sungai Kiram Alam Roh 20 Oleh Faji Kalimantan Selatan di Kegiatan Journalist Camp II 2022. Minggu (16/01/2022). Foto Cevi
“Kalimantan Selatan memiliki sungai yang banyak dan putra putrinya adalah orang- orang yang hidupnya di sungai sejak mereka lahir, ini adalah sebuah kekuatan yang tidak dimiliki oleh provinsi lain, provinsi lain malah ada atlet atletnya tidak bisa berenang tapi mereka berani, apalagi kita yang bisa berenang,” ujarnya.
Huda juga mengatakan kepada para jurnalis bahwa arung jeram tidak hanya kompetisi, tapi arung jeram memiliki empat Pilar yaitu olahraga, pariwisata, lingkungan hidup dan kebencanaan.
3 instruktur yang ditunjuk FAJI yakni Hilmi, Candra dan Robi memberikan pelatihan dasar mengenai teknik dasar olahraga arung jeram menegaskan bahwa jangan panik serta mengetahui teknik dasarnya seperti berenang dan teknik penyelamatan di perahu pada tim pengarungan yang dilakukan skipper.
“Bagi pemula tidak panik, belajar teknik dasar olahraga seperti berenang, teknik penyelamatan diri sendiri dan tentunya memiliki kondisi fisik yang baik,” pungkasnya.
Dari peserta juga mereka sangat antusias karena olahraga ini memacu adrenalin tentu, salah satunya Yanuar, dirinya merasa tertantang untuk mencoba walaupun sempat takut.
Saya awalnya takut mau mencoba arung jeram ini, karena saya aslinya tidak bisa berenang, tapi setelah diberikan penjelasan dan diyakinkan sama instruktur lapangan akhirnya ketakutan itu hilang, Alhamdulillah saya bisa mencoba olahraga arung jeram ini, terimakasih Journalist Camp II dan FAJI Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Masih ditempat yang sama Azhar salah satu mahasiswa pencinta alam (MAPALA) yang mengikuti Journalist Camp II mengatakan bahwa dirinya sangat antusias terhadap kegiatan ditambah lagi pihak FAJI dilibatkan.
“Alhamdulillah saya sangat senang pada tahun ini bisa mengikuti Journalist Camp II di alam terbuka dan bisa mencoba perahu besar standar internasional di sungai sebenarnya, kalau dulu cuma perahu kecil di irigasi,” tandasnya.