REDAKSI8.COM, BANJRBARU – Tahun ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kota Banjarbaru sudah mencapai angka 93,7 hektare.
Terlebih pasca karhutla yang terjadi di Jalan A Yani Jurusan Pelaihari, Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang beberapa waktu lalu yang cukup besar, yakni kurang lebih 3,5 hektare.
Tentu saja dampak karhutla berpengaruh terhadap aktivitas warga Banjarbaru dan sekitarnya, khususnya para pengguna jalan di setiap pagi hari.
Dimana, jalan Mistar Cokro Kusumo dan Ahmad Yani sepekan ini kerap berkabut tebal, namun 75% jalan masih bisa terlihat dengan kasat mata.
Dampak karhutla pun turut dirasa arus hulu hilir penerbangan Internasional Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
Tapi pengaruhnya tidak terlalu besar. Akses penerbangan sejauh ini masih terbilang lancar dan normal.
Meskipun dilanda kabut asap, menurut Stakeholder Relation Manager Bandara Internasional Syamsuddin Noor Ahmad Zulfian, penerbangan tidak terpengaruh, karena kenampakannya masih bagus, yakni diatas 1,5 kilometer.
“Untuk saat ini memang asap belum secara signifikan ya mengganggu operasional penerbangan dibandara Syamsuddin Noor,” terang Zul panggilan akrabnya.
Sementara itu, salah satu penumpang dari Semarang Fudi mengaku, selama penerbangan dari Semarang ke Bandara Internasional Syamsuddin Noor pesawat yang ditumpanginya aman dan nyaman.
Tidak ada kendala apapun yang dipengaruhi dari asap kabut dampak dari Karhutla.
“Alhamdulillah penerbangan nyaman dan aman-aman saja, tidak ada terkendala apapun,” ungkapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru Zaini Syahranie mengatakan, berdasarkan jumlah total yang pihaknya peroleh dari seluruh kejadian karhutla di Kota Banjarbaru sejak Maret hingga sekarang, karhutla di Banjarbaru sudah mencapai 93,7 Hektare.

“Dari keseluruhan hingga sekarang Banjarbaru sudah mencapai 93,7 hektare dari 44 kejadian yang terjadi,” ujarnya Senin (26/6/23).
Mengantisipasi karhutla semakin parah, BPBD Kota Banjarbaru terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi, Masyarakat Peduli Bencana (MPB), TNI, Polri, serta para relawan..
“Dilapangan kami sudah berkoordinasi dengan pihak BPBD Provinsi, TNI, Polri, dan relawan-relawan yang bekerja membantu kami dalam rangka penanganan karhutla ini,” tuturnya.
Adapun langkah yang sudah dilakukan pihaknya guna memantau titik-titik karhutla, yakni mendirikan posko di wilayah Guntung Damar, dan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Selain itu, setiap hari pihaknya juga berpatroli di titik-titik rawan kebakaran, seperti di wilayah Liang Anggang, Landasan Ulin, dan Cempaka.
“Diawal Juni kami sudah mendirikan posko juga, khusus Kota Banjarbaru berkoordinasi dengan TNI dan Polri,” tuntasnya.
Sementara itu, Manager Pusdalops BPBD Provinsi Kalsel Ricky menerangkan, pihaknya memang selalu berkoordinasi dengan BPBD Kota Banjarbaru, dan Manggala Agni, serta rekanan BPK swasta yang membantu dalam penanganan karhutla.
“Kami selalu berkoordinasi, terutama dengan BPBD Kota Banjarbaru dan Manggala Agni,” ucapnya.
Tapi, kendala di lapangan dalam penanganan karhutla katanya sulit mendapatkan air.
“Contohnya kejadian karhutla di lokasi pengayuan kemarin susahnya untuk mendapatkan air,” ungkapnya.
“Kami menunggu suplay air dari rekanan yang ada mobil tanki,” pungkasnya.
Penulis Irma
