REDAKSI8.COM – Supaya harga minyak tidak terlalu melambung tinggi, Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarbaru, Syamsuri, menyarankan pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Perdagangan melakukan tindakan operasi pasar dan koordinasi lintas daerah terkait kenaikan harga minyak goreng yang terjadi selama beberapa pekan belakangan ini.
Ditambah sebentar lagi akan natal dan tahun baru. Dimana berdasarkan iklim perdagangan disetiap tahun, harga sembako di akhir tahun relatif naik.
“Kita minta pemko Banjarbaru melalui Disdag melakukan tindakan operasi pasar dan koordinasi lintas daerah agar kenaikan harga minyal goreng tidak terlalu melambung tinggi, apalagi ini sebentar lagi natal dan tahun baru,” tulisnya kepada wartawan melalui Via Whatsapp, Rabu (17/11) siang.
Menurut Syamsuri, penyebabnya naiknya pasokan harga Minyak goreng diperkirakan disebabkan oleh dampak cuaca ektrim dan banjir di beberapa daerah.
Sehingga menghambat distribusi dan juga banyak perusahaan sawit yang lahannya terendam air khususnya di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
“Produksi dan distribusi terhambat akibat akses jalan yang putus dan terendam sudah hampir 15 hari ini khususnya daerah Kalbar,” menurutnya.
“Akibatnya pasti berdampak terhadap harga gorengan dan harga makanan yang menggunakan minyak goreng,” sambungnya.
Sekedar informasi, dalam beberapa minggu terakhir harga minyak goreng kemasan hingga minyak curahan masih berada diposisi yang relatif mahal.
Harga normal sebelumnya, minyak curah hanya berkisar dari 10 ribu sampai 11 ribu rupiah saja per liter. Kemudian minyak goreng kemasan di angka 13 ribu sampai 15 ribu rupiah per liter.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Redaksi8.com dari Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru, harga minyak goreng kemasan hingga Selasa (16/11) kemarin berkisar dari Rp 17.500 – Rp 20.000 per liter.
Sedangkan minyak curah dipasaran tengah berada diangka Rp 18.000 – Rp 19.000 per liter.