REDAKSI8.COM – Sejumlah dosen di Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memberikan penyuluhan dan demonstrasi diversifikasi olahan Ikan Sepat Rawa kepada warga Desa Muning Tengah, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Penyuluhan dan demonstrasi sendiri diberikan kepada Kelompok Pengolah ikan sepat kering bernama ‘Berkat Bersama‘. Maksud dan tujuan kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka membagikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada mitra kelompok pengolah.
Adapun dosen FPK ULM yang menjadi penyuluh dalam giat itu pertama Agustiana sebagai ketua tim. Kedua Irhamsyah selaku anggota tim penyuluh.
Ketua tim penyuluhan Agustiana menerangkan, supaya kelompok pengolah ikan mampu mendiversifikasikan hasil olahan ikan sepat rawa dengan varian rasa lain hingga bertekstur renyah, pihaknya terjun ke salah satu desa di Kabupaten HSS memberikan penyuluhan.
Karena rata-rata, para peserta penyuluhan belum begitu tahu apa itu diversifikasi olahan Ikan Sepat Rawa.
Selain itu menurutnya, saat ini diversifikasi produk olahan perikanan sangat diperlukan untuk merespon keinginan para konsumen. Dimana banyak para konsumen sekarang berpikir serba praktis untuk makan ikan.
“Sekarang konsumen membutuhkan makanan yang dapat langsung dikonsumsi dan ada inovasi rasa baru dari produk original yang sudah ada,” ujarnya kepada Redaksi8.com, Jumat (5/8/2022).
Adapun produk olahan yang cukup digemari konsumen sekarang kata Agustiana adalah ikan sepat kering. Ikan sepat renyah dengan tulang yang empuk dapat dikonsumsi utuh tanpa kuatir tertusuk tulang.
Ikan sepat kering mempunyai kemasan menarik sehingga produk itu dapat masuk ke retail modern sebagai makanan oleh-oleh khas HSS.
“Ikan sepat rawa merupakan salah satu ikan lokal yang mempunyai potensi untuk dikembangkan diversifikasi olahannya, karena merupakan ciri khas oleh–oleh dari Kalimantan Selatan selain ikan Saluang,” terangnya.
Anggota tim penyuluhan dan Demonstrasi, Irhamsyah menambahkan, alasan mengapa melaksanakan penyuluhan di desa tersebut, karena pada bulan-bulan tertentu saat musim tangkap, Ikan sepat rawa di Desa Muning Tengah jumlahnya melimpah ruah.
Sementara para pengolah ikan setempat kurang memiliki keinginan berinovasi dan tidak begitu mengetahui tentang teknologi pengolahan produk perikanan yang disukai oleh konsumen.
Sehingga lebih jauh kepada Redaksi8.com, produk yang dihasilkan oleh kelompok pengolah setempat hanya sebatas ikan asin, ikan kering, ikan hasil fermentasi seperti wadi dan bekasam saja.
Irhamsyah berharap dengan adanya kegiatan penyuluhan itu dapat menjadi acuan alternatif terbaik dan efektif bagi masyarakat khususnya Kelompok Pengolah ‘Berkat Bersama’ dalam mengatasi masalah yang ada.
“Caranya dengan menjadikan produk-produk ikan, terutama ikan sepat rawa untuk dijadikan berbagai olahan makanan yang digemari masyarakat,” jelas Irham panggilan akrabnya.
“Seperti sepat dengan aneka rasa dan berduri lunak serta dendeng mempunyai rasa gurih dan manis,” sambungnya.
Tentu saja pikirnya, dampak yang ditimbulkan akan sangat meningkatkan nilai jual terhadap produk-produk olahan makanan berbasis ikan sepat rawa.
Dalam kegiatan tersebut, Agustiana bersama anggota timnya Irhamsyah menyuluh 10 orang peserta yang tergabung dalam kelompok pengolah ‘Berkat Bersama’.
Sebelum penyuluhan dilaksanakan, para peserta diuji terlebih dahulu wawasan dan pengetahuannya tentang diversifikasi olahan Ikan Sepat Rawa menggunakan sebuah pre tes.
Kemudian diakhir acara, Agustiana yang juga selaku Ketua Tim Dosen Wajib Mengabdi menyerahkan sumbangan berupa alat peniris minyak (spinner) dan panci presto yang masing-masing berjumlah 1 buah kepada Kelompok Pengolah “Berkat Bersama”.
Sumbangan itu diterima langsung ketua kelompoknya, Zubaidah.
Sekedar informasi, kelompok tersebut terdiri dari gabungan ibu rumah tangga di Desa Muning Tengah yang sekarang jumlah anggotanya sebanyak sepuluh orang.
Kelompok itu menjalankan usahanya sejak tahun 2021. Selama ini telah melakukan usaha pengolahan ikan sepat rawa dan sepat siam kering yang merupakan usaha turun temurun.