REDAKSI8.COM – “Ayo Ringga, selesaikan itu jalur biasa, jangan dipersulit,” teriak sosok pria tegap berambut panjang dikuncir dan mengenakan topi berlogo Kabupaten Banjar di venue panjat tebing Kijang Mas, Pelaihari, Tanah Laut.
Pria tersebut adalah Gusti Bahtiar, yang kerap dipanggil Amang oleh semua orang yang terlibat dalam Federasi Panjat Tebing (FPTI) Kabupaten Banjar.
Amang merupakan pelatih tim panjat tebing Kabupaten Banjar, yang juga ayah kandung dari 2 atlet andalan Kabupaten Banjar, yakni Gusti Novaringga dan Gusti Aulia Churin’in Sania. Jadi boleh dibilang, keluarga Amang ini adalah keluarga “spiderman”.

Lahir di Kertak Hanyar, salah satu Kecamatan di Kabupaten Banjar, 45 tahun silam. Amang banyak menorehkan prestasi sejak masih sebagai atlet panjat tebing sampai menjadi pelatih.
Amang merintis karir sebagai pemanjat sejak aktif di salah satu Mapala sebuah almamater di Malang, Jawa Timur, dan bahkan pernah masuk dalam tim Pelatda Panjat Tebing Provinsi Jawa Timur.
Setelah menyelesaikan studi kuliah di Malang, Amang kembali ke Kalsel dan mulai ikut berbagai kejuaraan panjat tebing di Kalimantan Selatan.
Begitu sudah tidak aktif lagi sebagai atlet, Amang memutuskan mulai membina dan melatih bibit-bibit pemanjat di Kalsel, dimulai dari Kotabaru yang berhasil mengantarkan tim panjat tebing Kotabaru menjadi juara umum Porprov VIII tahun 2010 di Kotabaru, yang akhirnya membuat Amang duduk di Divisi Pembinaan Prestasi (Binpres) Kepengurusan FPTI Provinsi Kalsel.

Sesudah tidak aktif lagi di kepengurusan FPTI Kalsel, Amang kembali melanjutkan karir sebagai pelatih kategori Speed Climbing Tim PraPON Kalsel.
Akhirnya sejak tahun 2016 sampai sekarang, Amang memutuskan untuk melatih tim panjat tebing daerah kelahirannya, Kabupaten Banjar dan sudah banyak menyumbangkan medali emas terbanyak sepanjang sejarah tim panjat tebing Kabupaten Banjar.
Darah pemanjat tebing pun mengalir ke dalam jiwa anak-anak kandungnya, Gusti Novaringga dan Gusti Aulia Churin’in Sania. Gusti Novaringga, anak tertua dari pasangan Gusti Bahtiar dan Trismiati ini sekarang masih duduk di bangku SMA. Lahir di Malang, 20 Nopember 2002, Ringga sudah banyak menyumbangkan prestasi juara dan medali emas bagi panjat tebing Kabupaten Banjar.
Bakatnya juga diikuti oleh Gusti Aulia Churin’in Sania, atau yang akrab dipanggil Alya. Tidak mau kalah dengan abangnya, Alya yang masih bersekolah SMP ini juga sudah sering mengikuti kejuaraan panjat tebing yang diadakan di Kalimantan Selatan, dan banyak meraih prestasi menyumbangkan pundi-pundi medali.
Melalui tangan dingin dan gemblengan sang ayah tercinta, mereka berdua menjadi atlet andalan panjat tebing Kabupaten Banjar dan merupakan prospek yang sangat cerah dalam dunia olahraga panjat tebing Kalimantan Selatan. Totalitas loyalitas dan dedikasi keluarga ini dibuktikan dengan selalu aktif dan giat berlatih di venue wall climbing FPTI Kabupaten Banjar di komplek Stadion Demang Lehman Indrasari, Martapura, meskipun tempat tinggal mereka di Kertak Hanyar yang notabene jaraknya cukup jauh, yakni 34 kilometer.
Meskipun saat sekarang ini kondisi dinding panjat yang dimiliki Kabupaten Banjar sudah mulai mengalami kerusakan terutama di dinding boulder dan sudah harus diperbaiki.
Menyikapi hal ini, Ketua Umum FPTI Kabupaten Banjar dr. Gusti Rifansyah, Sp.JP, FIHA, FasCC membenarkan kondisi dinding panjat pada kondisi sekarang memang rusak, dan pihak FPTI Kabupaten Banjar masih mengupayakan perbaikan dinding panjat sekaligus juga peremajaan peralatan panjat tebing lainnya, antara lain dengan rencana pelaksanaan kejuaraan panjat dinding se-Kabupaten Banjar.
Diadakannya kejuaraan tersebut, diharapkan adanya kepedulian pihak swasta untuk turut berpartisipasi aktif terhadap perkembangan dan peningkatan fasilitas olahraga panjat tebing di Kabupaten Banjar.
