REDAKSI8.COM – Jalan Ahmad Yani Kilometer 2,5 Paringin baru-baru ini dikeluhkan para pengendara yang melintas di lajur yang kini digunakan sebagai alternatif dua arah itu.
Kondisi jalan sendiri muncul retakan-retakan yang diakui bagi beberapa pengendara yang melintas cukup mengkhawatirkan.
Faktor penyebab retaknya jalan itu menurut Pejabat Pembuat Komitmen 2.2 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan (Kalsel), Dwi Wahyono, lantaran terjadi pergerakan tanah atau longsor di lokasi setempat.
Saat diwawancara Redaksi8.com Ia membantah jika kondisi itu dianggap terjadi berulang-ulang. Melainkan pihaknya belum menangani lebih jauh kejadian itu sehingga masih ada pergerakan tanah.
“Memang belum kita tangani sehingga masih terjadi pergerakan tanah,” tuturnya kepada wartawan melalui via WhatsApp, Selasa (17/5).
Meskipun kondisi itu dirasa pengendara yang melintas mengkhawatirkan, Dwi menganggap saat ini jalan yang dimaksud masih aman dilewati pengendara. Ia pun menilai secara keilmuan tehnik jalan itu masih aman selama penanganannya tepat.
Ditanya soal bagaimana perkiraan faktor kondisi kestabilan tanah dalam perencanaan awal pembangunan jalan dan prosuder pengerjaannya Dwi tidak memberikan jawaban.
“Kondisi ini akan ditangani dengan penanganan longsoran tahun ini,” tulisnya.
“Biaya perbaikannya menjadi satu kesatuan dengan penanganan pekerjaan jalan yang lain,” Sambung Dwi mengungkap.
Lebih jauh kepada Redaksi8.com, berat angkutan yang diperbolehkan melintas di jalan itu sesuai standar jalan nasional 10 ton beban gandar.
“Sejauh ini asumsi kita penyebab keretakan karena ada pergerakan tanah atau longsor. Tidak bisa kita pastikan akibat dari angkutan perusahaan semen conch dengan tonase yang besar, karena harus kita teliti lebih lanjut untuk masalah ini,” Ia menukas.
“Untuk masalah pertanggung jawaban sepertinya bukan ranah kita,” pungkasnya