REDAKSI8.COM – Terkait dengan kritikan dari salah satu orang tua murid pada kegiatan sekolah saat hari libur nasional yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak, Kepala Sekolah Menengah Negeri (SMAN) 1 Banjarbaru, Finna Rahmiati, menilai kritikan tersebut adalah suatu bentuk provokasi dari oknum orang tua murid.
Karena sampai sekarang, tulisan yang berisi sebuah kritikan mengenai pihak guru-guru pengajar tidak menanamkan nilai toleransi kepada para siswa itu tidak pernah diterima pihak sekolahnya, malah tersebar di groub-groub whatsApp hingga ke pihak yang tidak berkepentingan.
“Chat WA ini tidak pernah disampaikan ke pihak sekolah,” ungkapnya ketika dikonfirmasi Redaksi8.com.
Adapun isi chat yang dimaksud, berikut redaksi8.com menurunkannya.
Assalam walaikum.dan Salam sejahtera .Kami haturkan kepada .BPK dan Ibu .Guru. di SMA ….mohon maaf sebelumnya .Kami atas nama orang tua murid .mendukung sepenuhnya ke giatan yg di lakukan .di sekolah .tentu untuk ke majuan /Prestasi ,murid .jika kami ortu di libatkan.
tapi untuk kegiatan Senin 16 Mei dan 17 Mei. Kami kurang setuju.alasannya.Itu Hari Libur Nasional .Hari Raya Agama .Saudara kita .Budha / Waisak. Bukankah kita harus.menghormati.? dan seharusnya setiap ada acara di Sekolah harus ada surat izin perberitahuan kepada orang tua.jika ada sesuatu hal yg TDK di ,inginkan kepada anak apakah sekolah sepenuhnya bertanggung jawab.?
Dan kalau ada acara di sekolah tolong cukup menggunakan bahasa yg baik dan motivasi. Bukan kalimat ancaman. Seperti Bagi yg TDK hadir di Anggap nilai 0. Itu kan Hari Libur.Nas.kenapa buat acara hari itu.? Kami atas nama orang tua murid. Meminta ,kepada Pihak sekolah.agar JK ,membuat suatu kegiatan .Jgn pas hari.Raya ke Agamaan.kita hrs .menanamkan Toleransi sejak dini.Kepada anak.Terima kasih .Was…..
“Baik bapak ibu guru, Wakepsek dan Kepsek tidak pernah menerima Wa ini. Berati kan tujuannya tadi provokasi,” tutur Kepsek SMA 1 Banjarbaru.
Menurutnya, oknum orang tua murid yang bersangkutan seharusnya melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah jika ada suatu kebijakan yang tidak sependapat dengan warga sekolah.
Sehingga pihak sekolah pastinya Ia melanjutkan akan memberikan solusi terbaik untuk permasalahan tersebut.
“Itu saja sebenarnya. Masalah ini bisa selesai jika dikoordinasikan dengan baik,” cetusnya.
Smansa BJB emang susah banget ngasih izin ke murid. Dulu waktu masih sekolah di sana, pas acara HUT Smansa ada konser sore-sore. Gue demam minta izin pulang gak dibolehin sama Bu K***** dan Bu B***. Eh besok-besoknya pas gue masuk RS gak ada perwakilan Smansa yang jenguk gue. Gue sebagai alumni Smansa membenarkan bahwa toleransi di Smansa Nol Besar. Bukan mau provokasi, tapi kesel kan kalau gitu ceritanya.