REDAKSI8.COM – Lantaran tertib melaksanakan anjuran SKB 4 menteri terkait protokol kesehatan selama Pembelajan Tatap Muka (PTM), Sekolah Dasar (SD) 3 Negeri Komet Banjarbaru memperoleh penghargaan Terbaik pertama dari Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin sebagai sekolah penyelenggara PTM terbatas di Kota Banjarbaru.
Kepala Sekolah SDN 3 Komet Banjarbaru Budiati mengaku sangat senang lantaran sekolahnya memperoleh penghargaan sekolah terbaik pertama dalam penyelenggaraan PTM terbatas se Kota Banjarbaru.
Piagam penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Walikota Banjarbaru, Wartono di Dinas Pendidikan pada Senin 27 Desember 2021 lalu.

Ia menganggap, penghargaan tersebut bisa diperoleh sekolahnya kemungkinan karena sekolahnya sampai detik ini masih ketat melaksanakan prokes anjuran SKB 4 menteri. Dimana seluruh siswa selain kerap menjaga jarak, mencuci tangan dan mengenakan masker selama pembelajaran, lingkungan sekolah itu pun sangatlah mengutamakan kebersihan.
“Kami tidak hanya dapat terbaik satu dalam penyelenggaraan PTM, tapi juga mendapatkan penghargaan terbaik kedua sebagai sekolah bersih, sehat dan ramah anak,” ungkapnya kepada Redaksi8.com, Rabu (5/1/2022).


Ia mengungkapkan, beberapa kali instansi seperti Dinas Pendidikan, Satgas covid-19 Banjarbaru, TNI dan Polsek Banjarbaru Selatan mendatangi sekolahnya untuk mengawasi jalannya pembelajaran tatap muka.
“Kita disini sempat ditanya kemana para siswa kok sepi, saya bilang ada siswanya. Terlihat sepi karena kita benar-benar melaksanakan prokes. Para siswa benar-benar jaga jarak baik selama belajar mengajar maupun saat istirahat. Jadi tidak ada kerumunan sama sekali selama kurang lebih 4 bulan PTM,” jelas Budiati.
Sebelumnya Budiati bercerita, para orang tua murid di sekolahnya sempat ragu menitipkan anak-anaknya dalam melaksanakan PTM. Seiring waktu, para orang tua murid tidak hanya percaya saja tapi juga merasa bangga atas prestasi sekolahnya yang dianggap terbaik pertama se kota Banjarbaru dalam melaksanakan PTM terbatas.
“Kita sudah 100% melaksanakan PTM terbatas. Akan tetapi kuota belajar mengajar masih kita bagi 2 kelompok, setengahnya kita masukan ke kelompok satu, setengahnya lagi di kelompok kedua. Jadi dalam seminggu para murid masuk tiga kali,” tukasnya.
“Tidak ada lagi yang belajang daring semua ofline tapi dengan prokes SKB 4 menteri,” pungkasnya.



