REDAKSI8.COM – Persoalan tuna netra minta-minta dipinggir jalan yang acap kali ditemukan mangkal di kawasan jalan Nadjmi Adhani Kota Banjarbaru menjadi pemandangan klasik.
Sejumlah penyandang disabilitas berjejer duduk sembari menengadahkan tangan sepanjang hari guna menunggu belas kasih para pengguna jalan disana.
Akan tetapi banyak juga disabilitas yang sudah ‘pensiun’ dari profesi itu. Lantaran mereka telah mengikuti program pemerintah kota Banjarbaru.

Dimana para disabilitas telah disiapkan sebuah wadah fasilitas perumahan untuk ditinggali.
Tapi mereka harus mengikuti syarat untuk bisa tinggal disana. Syarat yang dimaksud harus berhenti minta-minta dijalan.
Bagi Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru Said Abdullah, pemerintah kota sudah memberikan wadah berupa fasilitas perumahan untuk para penyandang disabilitas. Namun masih ada saja dari mereka yang menolak bahkan lebih menikmati profesi minta-minta seperti yang masih ditemukan di pinggir jalan, khususnya di Jalan Nadjmi Adhani.
“Mereka tidak mau dihentikan minta-minta ini. Maka mereka tidak masuk program kami di perumahan disabilitas,” ujar Sekda Said Abdullah kepada pewarta pasca pembukaan rapat koordinasi kesejahteraan sosial dan sosialisasi pelayanan homecare bagi lansia dan penyandang disabilitas, di Aula Kantor Dinas Sosial, Rabu (8/6) siang.
Ia menjelaskan, pihak petugas yang berwenang sudah beberapa kali menegur para penyandang disabilitas yang masih minta-minta dijalan. Bahkan Said Abdullah mengakui, dari aktivitas minta-minta itu diduga ada seorang oknum yang berpartisipasi sebagai pengelola.
“Ada yang mengambil untung kegiatan ini. Perdagangan anak juga ada, termasuk manusia gerobak,” ungkapnya.
Persoalan Ini tutur Sekda, harusnya masuk ke wilayah hukum. Tapi untuk membawa permasalahan ini ke hukum pihaknya perlu koordinasi ke pengadilan negeri terlebih dahulu.
“Karena tipiring (tindak pidana ringan<–red) ini kan,” cetusnya.
Keadaan ini Ia menukas bukanlah sebuah kondisi ketidakmampuan pemerintah kota mengatasi permasalahan tersebut. Karena ada saja para penyandang disabilitas lain yang berhenti dari profesi minta-minta beralih kepekerjaan yang lebih baik.
“Buktinya ada kawan-kawan disabilitas lain yang mampu tidak minta-minta. Malah mereka lebih mengandalkan jual beli dan pijat. Ini lebih masalah mental dan moral, bukan masalah kemiskinan,” terang Sekda.
“Karena orang (kondisi<–red) yang sama ternyata bisa untuk tidak minta-minta,” lebih jauh kepada Redaksi8.com.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Banjarbaru, Rohyat Riyadi mengatakan, pasca rapat koordinasi kesejahteraan sosial dan sosialisasi pelayanan homecare bagi lansia dan penyandang disabilitas, pihaknya akan melakukan pendataan awal dan pendekatan emosional kepada para Tuna Netra di lokasi itu.
“Hari ini kami akan ke TKP untuk melihat dan melakukan pendataan awal serta pendekatan emosional kepada penyandang disabilitas disana,” tandasnya.
Diketahui jumlah rumah di perumahan disabilitas yang berlokasi di Jalan Trikora Kota Banjarbaru itu ada sebanyak 33 unit rumah. Sedangkan jumlah penghuni dalam kawasan komplek perumahan itu ada sekitar 70 orang lebih.

Mohon tabayun agar gak jadi fitnah.
1. Benarkah program pemko itu berhasil? Ataukah mereka memang dah ber kerja sebelum program itu ada?
2. Benarkah yang minta minta itu tidak tinggal di rumah disabilitas? Jangan jangan mayoritas mereka yang minta minta justru penghuni sangkar emas tersebut?…
3. Benarkah ada yang meng eksploitasi mereka? Kalo benar tangkap orangnya! Tapi kalo tidak, maka justru itu malah menjadi fitnah. Ingat tokoh mastarakat yang berkata demikian harus berhati hati melontarkan pendapat…
4. Benarkah program rumah disabilitas itu sejalan dengan tujuan bjb yang ingklusif? Atau malah membentuk mental manja?
Silahkan di analisis….
Penyandang Disabilitas Minta-minta, Sekda Banjarbaru : Ada Yang Ambil Untung!
Tlg klu membuat keputusan kita para wakil dari disabilitas di undang ada banyak ragam disabilitas/ organisasi disabilitas di kota banjarbaru ini. Rumah disabilitas itu tidak bakal bisa memecahkan masalah malah menambah masalah coba pemerintah sekali-kali sidak apa benar yg menghuni rumah TUNA NETRA. Dan pemko banjarbaru kami mohon menganti nama rumah disabilitas dgn RUMAH TUNA NETRA biar tdk menjadi kesenjangan sosial di antara kami para disailitas kota banjarbaru. Salam damai dari disabilitas DAKSA 🖑🖑👍👍