
REDAKSI8.COM – 100 petani yang merupakan petani di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan antusias mengikuti Training of User pestisida terbatas yang dilaksanakan oleh Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter) Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan kota Banjarbaru, Rabu (22/1/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Cempaka jalan H. Mistar Cokrokusumo desa Bangkal, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru merupakan kegiatan yang kedua yang dilakukan Alishter Kalimantan Selatan pada tahun 2023 ini.
Training of User pestisida terbatas ini memberikan pemahaman kepada para petani dalam penggunaan pestisida terbatas atau parakuat agar penggunaan obat pembasmi hama efektif dan efisien dan juga tidak mengalami keracunan bagi para petani yang menggunakan obat semprot tersebut.


Seperti yang disampaikan oleh perwakilan Alishter Pusat Syafrizal bahwa Alishter ini merupakan perkumpulan perusahaan pestisida terbatas atau parakuat dan berkewajiban melakukan sosialisasi bagaimana penggunaan obat obat pestisida secara langsung.
“Jadi para petani harus mengetahui terkait penggunaan pestisida agar efisien dan efektif dalam penggunaan obat pestisida atau parakuat, dan juga tidak membahayakan bagi para petani saat menggunakan obat tersebut,” ungkapnya.
Syafrizal menjelaskan bahwa sampai saat ini, Alishter sudah melakukan sosialisasi terkait penggunaan pestisida terbatas di 28 provinsi dengan jumlah 368 Kabupaten Kota se Indonesia dengan jumlah petani yang mendapatkan sosialisasi ini lebih dari 36 ribu lebih.
Salah satu peserta pelatihan Jarkani mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi bagaimana penggunaan obat obat pestisida sangat bermanfaat bagi kami sebagai petani yang selalu menggunakan obat obatan untuk pertanian.
“Kita sebagai petani ya setiap saat menggunakan obat obatan, baik obat untuk mematikan rumput maupun obat obatan untuk membasmi hama pada sayur sayuran dan buah buahan yang kami tanam,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dengan adanya sosialisasi ini maka dirinya bersama petani lain semakin paham bagaimana penggunaan obat obatan serta bagaimana takaran yang sesuai dan apa yang yang digunakan saat melakukan penyemprotan.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena kita saat melakukan penyemprotan, takaran obat dipahami secara manual dan pemahaman sendiri dari label pada obat bukan melalui ahlinya,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kita paham bagaimana apabila terjadi keracunan dan kita sudah dapat ilmunya dari yang ahlinya. Biasanya dirinya kalau ada gejala keracunan hanya minum asam jawa yang dilarutkan dengan gula merah.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Alishter Pusat Syafrizal, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Kepala Lab Pestisida Faulina, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan kota Banjarbaru yang diwakili oleh Muhlan, Alishter Kalimantan Selatan Mansyur, Kepala UPT BPP Kecamatan Cempaka Aris Munandar.

