REDAKSI8.COM – Ramai jadi perbincangkan, isu penculikan anak dibawah umur tersebar dari Banjarbaru, Kabupaten Banjar hingga ke Hulu Sungai Tengah.
Faktanya, setelah dikonfirmasi kepada pihak Kepolisian Resor (Polres) Kota Banjarbaru mengenai isu yang sempat meresahkan masyarakat itu tidak benar atau Hoaks (Hoax).
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Banjarbaru Komisaris Polisi (Kompol) Tajuddin Noor menyampaikan, mengenai penculikan anak di Kota Banjarbaru yang kemarin sempat beredar melalui sebuah cuplikan video disebutnya adalah berita hoax.
“Itu hoax, tidak ada kejadian itu beredar di Banjarbaru. Dan itu sudah dikonfirmasi ke sekolah-sekolah,” tegasnya.
Kompol Tajuddin mengatakan, pihaknya sudah meningkatkan patroli dan memberikan himbauan-himbauan kepada orang tua serta pihak sekolah, apabila ada anak sekolah yang dijemput oleh orang lain.
Menurutnya, motif dari orang yang menyebarkan berita tersebut hanya ingin memprovokasi masyarakat.
“Sebenarnya video yang beredar tersebut tidak ada terjadi di wilayah kita,” ungkap Tajuddin.
Meski begitu, Kompol Tajuddin tetap menghimbau kepada warga Banjarbaru untuk tetap waspada mengenai kasus penculikan anak.

Ia harap, masyarakat bisa lebih selektif dalam menerima berita, sehingga orang yang belum tentu bersalah menjadi terhakimi.
“Kepada masyarakat jangan percaya terlebih dahulu dengan berita-berita yang sifatnya ada penculikan anak dan segala macam, serta jangan main hakim sendiri itu yang diharapkan,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kelas 6 SDN 4 Komet Banjarbaru Apri Hermayani mengatakan, pihaknya sudah mengkonfirmasi kepada semua orang tua murid bahwasanya berita tersebut adalah hoax dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
“Iya itu hoax, rekaman suara yang beredar tersebut memang benar bukan dari pihak sekolah, dan tidak ada dari satu gurupun yang membagikan ke grub WhatsApp paguyuban,” jelasnya.
Dengan adanya berita hoax yang beredar ini, pihak sekolah merasa sangat terganggu dan resah.
Karena banyak para orang tua murid yang mengirim pesan ke pihak sekolah mempertanyakan kebenaran mengenai kejadian tersebut.
“Jujur kami merasa berita hoax ini sangat mengganggu ketentraman disekolah,” ucapnya.
Apri mengatakan, bahwa pihaknya sangat menyayangkan dan berharap untuk teman-teman, rekan-rekan, atau orang tua murid yang mendapat kabar seperti itu, jangan menyebarkan atau meneruskan pesan tersebut.
(Red8-Irma)


