REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dekatnya Hari Raya Idul Adha sudah mulai mulai terasa, apalagi oleh para peternak sapi di Kota Banjarbaru.
Sebab, sapi yang diternak beberapa bulan terakhir sudah mulai terjual, meskipun waktu pemotongan hewan kurban masih 1 bulan.
Hal tersebut dirasakan oleh salah satu pemilik kadang ternak sapi CV. Maju Jaya di Jalan Loktabat Utara, Kota Banjarbaru Heru.
Katanya, sapi kurban di kandang miliknya yang jumlahnya mencapai 800 ekor sudah terjual 200 ekor.
“Kemungkinan tahun ini 800an, alhamdulillah sudah 200an lebih sapi yang di boking,” ujarnya.
Jika sesuai dengan apa yang telah Ia prediksi, kemungkinan Heru akan menambah kuota sapi kurban.
Soalnya, tahun lalu penjualan sapi kurban di tempatnya sampai sekitar 1000 ekor.
Konsumennya kebanyakan dari masjid-masjid yang bekurban di berbagai daerah, seperti Banjarmasin, Kota Banjarbaru sampai Martapura.
Kemudian kisaran harga sapi kurban tahun ini rata-rata di Rp18 juta hingga Rp19 juta. Harganya naik sekitar Rp1,5 juta – Rp2 juta.
Harganya naik disebabkan harga beli dari luar sudah tinggi, sehingga kata Heru berpengaruh kepada harga jual di Banjarbaru.
Sapi-sapi kurbannya lebih jauh kepada Redaksi8.com, didatangkan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara barat (NTB).
“Saat sapi datang kami langsung menghubungi Dinas dan langsung di vaksin,” katanya.
Heru menjamin, untuk ketersediaan kuota sapi kurban tahun ini aman dan sehat. Karena sampai sekarang kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak ada di Kota Banjarbaru.
“Alhamdulillah tidak ada satupun, karena sapinya masuk cuman dari satu tempat saja, jadi tidak sembarang sapi yang bisa masuk,” terangnya.
Kapala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru Yohana Kriswinanto Prabawati menambahkan, kebutuhan hewan kurban berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya berkisar 1000 ekor sapi, sedangkan kambing 500 ekor.
“Kita kemarin kelapangan mendata ke peternak maupun ke pedagang-pedagang yang menjadi pengumpul, untuk persediaan sapi jantan 1.962 ekor dan kambing jantan sekitar 3.115 ekor,” terang Yohana.
Menurutnya, permintaan sapi kurban tahun ini kemungkinan akan meningkat.
Melihat situasi pasca covid kemarin menurun drastis, sekarang pemulihan ekonomi mulai bergerak.
“Sudah ada terlihat beberapa orang yang membeli hewan kurban. Paling tinggi mungkin sekitar 10 persen kenaikannya,” sebutnya.
Diketahui, Kota Banjarbaru merupakan sentra ketersediaan hewan kurban. Karena Kabupaten Banjar dan Pelaihari biasanya mengambil dan membeli sapi dari peternak di Kota Banjarbaru.
DKP3 mengupayakan pencegahan terhadap kasus PMK pada ternak sapi, dengan cara memvaksin semua ternak yang ada di Kota Banjarbaru, khususnya sapi yang di datangkan dari luar daerah
Tahun ini pihaknya telah bekerjasama dengan provinsi Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan untuk sama-sama turun kelapangan.
Dimana nantinya akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyisir masjid-masjid yang biasanya melakukan pemotongan hewan kurban.
Kemudian pada H-1 atau H-2 Minggu sebelum hari raya Idul Adha pihaknya akan menyisir tempat-tempat pedagang yang mengumpulkan ternak, disana akan dicek semua kesehatan sapi kurban.
Yohana mengakui, kasus PMK di Kalimantan Selatan yang tertinggi, meski begitu di Kota Banjarbaru tidak ada satupun kasus PMK.
Oleh sebab itu pihaknya tetap waspada menjaga lalu lintas ternak.
“Kami menjamin bahwa ternak-ternak yang asalnya dari Kota Banjarbaru dalam keadaan sehat,” pungkasnya.
Penulis Irma