Ribuan Hektar Ekosistem Terumbu Karang Terus Alami Perluasan Kerusakan
REDAKSI8.COM – Kondisi ekosistem Terumbu Karang di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama 2 tahun ini kian parah.
Tercatat dari sejak tahun 2018 hingga 2020, kerusakan ekositem terumbu karang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru mengalami perluasan.
Berdasarkan data yang berhasil diperoleh Redaksi8.com baru-baru tadi, perluasan kerusakan bertambah mencapai ribuan hektar.
Faktanya, dari tahun di 2018, kerusakan di wilayah Kotabaru mencapai kurang lebih 4.282,42 Ha dari 10.2239,02 Ha atau 41,89% dari luas tutupan lahan yang ada.
2 tahun seletahnya, angka kerusakan di tanah Saijaan itu bertambah luas menjadi 7.149,2 Ha.
Sedangkan di wilayah Tanah Bumbu pada tahun 2018, total kerusakan hanya seluas 49,5 Ha dari luas tutupan lahan 321,07 ha, atau 15,41 persennya saja yang rusak.
Namun di tahun 2020, muncul angka 237,5 Ha yang menyatakan luasan kerusakan ekosistem Terumbu Karang di Tanah Bumbu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, Rusdi Hartono, ketika ditemui penulis mengaku, kondisi riskan tersebut memang telah dirasa sejak lama.
Pihaknya pun setiap tahun, terus berupaya menggalang transpaltasi secara berkala untuk memulihkan ekosistem terumbu karang di Kalsel.
Akan tetapi, kendala utama Dinas KKP Kalsel dalam rangka upaya memulihkan surga bawah laut yang juga sebagai rumah para ikan itu tertumpu pada keterbatasan anggaran.
Ditambah, pada masa pandemi covid-19 tahun lalu, yang mengharuskan seluruh SKPD termasuk Dinas KKP Kalsel, mesti melakukan refokusing anggaran.
“Tahun ini saja kita hanya bisa melakukan transpaltasi terumbu karang yang luasnya kurang lebih 2 hektar, karena ada refokusing dana lagi,” beber Rusdi Hartono, Selasa (25/5).
“Tapi kita tetap berusaha untuk mengembalikan atau memperbaiki adanya kerusakan terumbu karang ini,” sambungnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, dari hasil pengumpulan data kepada beberapa masyarakat pesisir, kerusakan ekosistem terumbu karang di titik tertentu wisata laut, dalam hal ini Teluk Tamiyang, Kotabaru, diakibatkan oleh kapal tongkang pengangkut batu bara yang biasa berada di jalur pelayaran menghantam kawasan terumbu karang.
Tentu saja karena pengaruh derasnya arus dan gelombang, hingga menyeret kapal ke arah pesisir yang kerap diliputi gugusan ekosistem tersebut.