BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat.
Tercatat sudah ada sekitar 99 kasus DBD selama 3 bulan terakhir di tahun 2023. Sehingga, status kasus DBD di Banjarbaru sekarang dikategorikan waspada.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Juhai Triyanti Agustin memaparkan, dalam waktu 3 bulan terakhir Tahun 2023, kurang lebih sebanyak 99 kasus DBD yang sudah ditemukan.
“Ini data sementara dari kasus DBD bulan Januari sampai bulan Maret,” katanya.
Kasus DBD tertinggi ujarnya masih di wilayah Kecamatan Landasan Ulin, kemudian Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Banjarbaru Utara.
Terkait penanganan DBD kata dr. Juhai, pihaknya tengah fokus melakukan foging (pengasapan) di daerah yang khususnya banyak ditemukan kasus DBD sampai se Banjarbaru.
Karena baginya, sebenarnya foging bukan solusi dalam penanganan kasus DBD, foging sifatnya racun, sehingga yang lebih baik adalah menghindari adanya jentik nyamuk dan nyamuknya.
Sebab lebih jauh kepada Redaksi8.com, bukan hanya karena faktor cuaca peningkatan kasus DBD sekarang, tetapi keterikatan dengan kesadaran masyarakat masing-masing untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Foging harus ada kajian dari epidemiologi, dan ditindak oleh pihak puskesmas yang akan survei ke lapangan, jika terjadi kasus DBD di wilayah tersebut, maka akan di foging,” jelasnya.
Kegiatan foging pun sudah dilakukan disejumlah titik, baik di sekolah maupun kawasan permukiman, seperti Robbani dan Sdit Anic Banjarbaru.
Juhai menukas, saat ini pihaknya sedang melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar terus melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, dan mengubur barang bekas.
“Kita kemarin sudah pencanangan Gertak Bapuputik (Gerakan serentak sapu dan punahkan jentik nyamuk DBD),” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru Erni Syafrida Noor merincikan, minggu pertama hingga minggu ke 12 kasus DBD sudah ditemukan sebanyak 99 kasus.
“Total dari minggu pertama sampai minggu ke 12 ada 99 kasus positif DBD,” ucapnya.
Erni mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kasus DBD di Kota Banjarbaru, salah satunya seperti cuaca di musim penghujan.
“Sehingga terdapat beberapa tempat air yang menggenang yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti,” pungkasnya.
(Red8-Irma)