REDAKSI8.COM – Pemerintah Kabupaten Banjar gencar melakukan penanggulangan Stunting. Sebelumnya dikatakan oleh Pj Gubernur Safrizal ZA Kalimantan Selatan beberapa waktu yang lalu bahwa di Kabupaten Banjar angka Stunting cukup besar.
Saat ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr Diauddin menjelaskan bahwa Kabupaten Banjar untuk tahun 2020 kemarin berada di urutan 11 dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Selatan yang stunting tinngi.
“Kita berada di urutan 11 di Kalimantan Selatan, artinya masih ada 10 yang tinngi dari Kabupaten Banjar. Cuma dari perencanaan dan pelaksanaan kita terbaik nomor 2 se- Kalimantan Selatan, mudah-mudahan di depan ini target kita lebih baik lagi,” ungkapnya beberapa waktu yang lalu.
Dr Diauddin menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan ini kita beberapa kali melakukan rapat rembug stunting untuk penanganan stunting. Dan ada lagi satu inovasi yaitu Kawan Manis Best (Kelompok Relawan Menuju Anak Indonesia Sehat Bebas Stunting).
“Stunting di Kabupaten Banjar itu sudah dibawah angka nasional yaitu 20 persen, adapun angka nasional itu 24 persen. Walau dibawah angka nasional tetapi angka Stunting masih dalam keadaan cukup tinggi. Target kita pada tahun 2024 akan datang itu di bawah 14 persen,” tuturnya
Ia juga menjelaskan, perhitungan dari angka nasional dengan 24 persen itu adalah 1 dari 3 anak masih Stunting secara total, tetapi untuk Kabupaten Banjar 20 persen itu 1 dari 5 anak yang masih mengalami Stunting.
Dr Diauddin kembali menjelaskan, bahwa dalam pencegahan Stunting di Kabupaten Banjar, tidak hanya dinas Kesehatan yang dianggap berperan untuk pencegahan, tetapi semua dinas ikut berperan dan pencegahannya.
“Pencegahan stunting ini untuk kontribusi dari dinas kesehatan itu hanya 30 persen, 70 persen itu semua dinas yang lain, diantaranya terkait pendidikan, kemiskinan, sanitasi lingkungan dan lainnya,” tambahnya
“Yang lebih banyak menyebabkan stunting adalah sanitasi lingkungan, karena kalau lingkungannya tidak sehat otomatis orangnya tidak sehat. Maka di Kabupaten Banjar sangat penting tentang sanitasi. Kebanyakan lokus Stunting itu di pinggir sungai, ada sebanyak 50 desa yang stuntingnya cukup tinggi, ini yang harus dibenahi dan semua desa tersebut berada di pinggir aliran sungai,” tuturnya lagi
Selain sanitasi, juga pernikahan dini yang juga termasuk penyumbang angka stunting, adapun pernikahan dini itu lebih ke ibunya, karena masih tergolong muda maka lebih kepada mengasuh anak, karena masih muda dan masih dalam kondisi kekenak kanak yang mengakibatkan tidak tahunya makanan yang bergizi untuk anak.
“Pernikahan dini termasuk dalam pendidikan bagaimana cara mengurus anak, dan cenderung belum dewasanya pemikiran dan sifat kekanak kanakannya masih ada, ini yang terkadang tidak mengetahui bagaimana memberikan pola makan yang sehat,” ungkapnya lagi
Selain pendidikan juga kemiskinan, itu juga salah satu penyebab Stunting karena miskin tidak bisa mencukupi gizi yang diperlukan, untuk makan sehari hari saja mereka masih kekurtangan, apalagi untuk memenuhi gizi yang baik untuk anak mereka.
Selain Kawan Manis Best, Pemerintah Kabupaten Banjar juga mempunyai program Manis Bapanting (Masyarakat Banjar Maju, Mandiri, Agamis bersama Pantau dan Peduli Stunting.