REDAKSI8.COM-Udara Kabupaten Banjar pada pagi hari sudah mulai tercium aroma asap hasil dari pemadaman kebakaran lahan. Walau tidak terlalu menyengat tapi cukup terasa, pekat tipis ketika dihirup melalui hidung. Terutama di kawasan yang memiliki areal luas yang rentan terbakar seperti di Martapura, Martapura Barat, dan Timur.
Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjar, sejak awal musim kemarau, tim pemadam api silih berganti mendatangi lahan terbakar, biasanya tanah kosong yang ditumbuhi ilalang kering. Total 193 hektare berhasil dipadamkan sejak Juli sampai dengan Agustus 2018. Artinya, hampir tiap hari relawan bergerak membawa peralatan pemadam api.
“Sekarang puncak panas, menyengat sampai ke tulang. Jadi hati-hati main api bahkan membuang puntung rokok saja harus waspada,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Banjar I Gusti Nyoman Yudiana, kemarin di Martapura.
Kabupaten Banjar banyak mempunyai titik pantau yang sangat rawan terjadi Karhutla. Salah satu peran yang paling menonjol sebelum petugas datang tentu saja masyarakat sekitar, ia mengajak mereka peduli dengan kebakaran lahan di sekitar, minimal tidak ikut bakar lahan, melapor kalau ada kejadian bahkan terlibat pemadaman.
Kabupaten Banjar, tegas Nyoman Yudiana, baru mendirikan 4 posko, dan setiap hari petugas stand by secara bergantian. Posko itu didirikan di Martapura Barat, Beruntung Baru, dan posko Sungai Tabuk, serta Bincau. Tiap hari terus berkoordinasi dengan TNI, Polri, relawan, dan PMI
Sementara itu, Kasi Kesiap Siagaan BPBD Banjar Ricky menegaskan, akses jalan menuju lokasi jadi kendala utama tiap memadamkan api, padahal petugas selalu hadir ke lokasi kebakaran. Tak jarang, lahan kebakaran itu sangat membahayakan petugas. Banyak jebakan yang diwaspadai seperti titik api, asap atau binatang.
“Kita bayangkan saja, kalau tanah gambut itu sulit diterobos. Cuma bisa melalui rawa, terus ada pohon galam dan tingkat kedalaman lumpur sulit diprediksi. Ada juga tipuan asap, di atas tipis waktu di datangi api melebar di dalam rawa,” tegasnya.