REDAKSI8.COM – Permainan latto-latto dilingkungan sekolah mulai dilarang.
Sampai-sampai di suatu daerah perkotaan, larangan bermain latto-latto dimaktubkan dalam sebuah surat edaran oleh pemerintah setempat melalui Dinas Pendidikannya.
Lantas, bagaiman di Kota Banjarbaru yang statusnya sudah sebuah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)? Apakah akan ada surat edaran serupa mengenai larangan bermain latto-latto di lingkungan sekolah?
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Dedy Sutoyo kala diwawancara di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya tidak terlalu memberikan reaksi berlebihan terhadap sebuah permainan yang sifatnya musiman.
Setiap sekolah menurutnya sudah mempunyai aturan ketertiban masing-masing.
Berangkat dari hal itu, larangan permainan latto-latto di lingkungan pendidikan Ia berpendapat cukup menyesuaikan dari aturan yang sudah dibuat oleh setiap sekolah saja.
Jika itu bersinggungan dengan ketertiban dan kenyamanan di lingkungan sekolah, maka sudah selayaknya para guru di sekolah yang bersangkutan akan melarangnya.
Sehingga sambungnya, tidak perlu mengeluarkan sebuah surat edaran atau himbauan khusus terkait larangan bermain latto-latto di lingkungan sekolah.
“Kita tidak akan over reaktif terhadap persoalan itu, karena setiap sekolah sudah punya aturannya masing-masing. Tinggal ikuti saja aturannya,” ungkapnya kepada Redaksi8.com, Jumat (13/1) siang.
SDN 1 Sungai Ulin Kota Banjarbaru melarang para siswa-siswinya membawa latto-latto ke sekolah.
Karena menurut Kepala SDN 1 Sungai Ulin Budiati, latto-latto selain berisik dan mengganggu ketenangan lingkungan sekolah, mainan yang sudah trend di era 80 an itu pun dapat membahayakan keselamatan para siswa.
Pihak sekolahnya pun sudah melarang bermain latto-latto di sekolah melalui himbauan lisan kepada para siswa siswinya.
“Yang pasti kan sakit kalau kena tangan. Trus pecahan bola latto-lattonya juga bahaya kalo kena mata. Anak juga tidak fokus belajar,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/1).