REDAKSI8.COM – Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Darah (BPBD) Kota Banjarbaru mulai mempersiapkan upaya penanggulangan bencana, terutama kebakaran hutan dan lahan.
Diakui Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie, katanya sesuai komitmen pihaknya menyikapi musim yang sudah mengarah kemarau perlu mempersiapkan upaya penanggulangan bencana dalam hal ini karhutla.
“Fokus yang menjadi perhatian kami BPBD Banjarbaru adalah di wilayah Bandara Syamsudin Noor, tepatnya di Guntung Damar, Kecamatan Landasan Ulin,” ungkapnya kepada Redaksi8.com, Selasa (30/3).
Karena baginya, berkaca pada tahun 2019 lalu kebakaran yang sangat luar biasa di daerah Bandara cukup menyulitkan jalur penerbangan.
“Oleh sebab itu kita berintegrasi dari instansi terkait seperti TNI, Polri, Damkar dan Basarnas dalam upaya penanggulangan Karhutla,” ujarnya.
“Kami juga dibantu oleh masyarakat peduli bencana untuk menangani karhutla,” sambungnya.
Baru-baru saja di pekan kedua bulan Maret 2021, di Munggu Alung, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru sempat terjadi kebakaran lahan seluas 2 hektar.
Diketahui pada tahun 2019 luas lahan terbakar di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sebesar 113.454 hektar. Saat itu pun, dari data BMKG juga mencatat ada 133 hotspot atau titik panas yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Kalsel kecuali Banjarmasin.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, sejak awal 2019 sudah ada 66 kejadian Karhutla. Lalu pada Agustus 2019 tercatat 70 hektare dengan total kejadian Karhurla di 66 titik.
Sedangkan pada tahun 2020 dari Juli hingga Agustus di Banjarbaru ada seluas 9 hektar lahan terbakar.
Wilayah yang kerap berpotensi terjadi karhutla di banjarbaru ada dua. Pertama Kecamatan Landasan Ulin dan kedua Liang Anggang.