REDAKSI8.COM – Kesadaran masyarakat Kota Banjarbaru untuk hidup bersih dan sehat, bisa terlihat dari berbagai sisi.
Salah satunya yaitu Buang Air Besar (BAB) di tempat yang semestinya alias tidak disembarang tempat..
Untuk menunjang gaya hidup sehat itu, maka dibangunlah sebuah septic tank komunal seperti yang ada di Kelurahan Sungai Tiung Banjarbaru.
Saat berada di kelurahan ini untuk meliput beberapa lokasi septic tank, reporter redaksi8.com didampingi langsung oleh Ketua KSM Trisakti Kelurahan Sungai Tiung Arkani, Koordinator LKM Sungai Tiung Ruslan, Bendahara KSM Trisakti Edi Muhaidi dan Sekretaris KSM Trisakti Syahyuni, serta Ketua RT 31 RW 10 Riyoto.
Berikut 8 hal menarik yang berhasil dihimpun oleh redaksi8.com, mengenai septic tank komunal di Kelurahan Sungai Tiung Banjarbaru :
1. Sudah Dapat Izin dari Pemilik Lahan
Sebelum melakukan penggalian dan membangun septic tank komunal, pihak Kementerian PUPR beserta KSM setempat melakukan survei lokasi dan sosialisasi kepada warga terkait.
2. Masyarakat Ikut Menggali Lubang Septic Tank
Dalam proses awal pembangunan, masyarakat sekitar secara bergotong royong menggali tanah yang akan dijadikan lubang septic tank komunal.
3. Solidaritas Masyarakat Tinggi
Rasa kekeluargaan dan kebersamaan, menjadi beberapa faktor yang mendukung tingginya nilai kegotong royongan masyarakat di sini.
Menurut Sekretaris KSM Trisakti Kelurahan Sungai Tiung yang juga menjabat sebagai Ketua RT 21 RW 09, Syahyuni, jika ada pengumuman melalui pengeras suara yang mengajak untuk bergotong royong, masyarakat langsung meresponnya dan datang ke lokasi.
4. Akar Bambu Hambat Proses Penggalian
Perlu tenaga ekstra yang dikeluarkan masyarakat saat menggali lubang septic tank.
Bagaimana tidak, salah satu titik septic tank yang dibangun di lingkungan RT 31 RW 10, lokasinya berada tepat di bawah rimbunan pohon bambu yang menurut Ketua RT setempat, Riyoto, sudah berusia kurang lebih 50 tahun.
Masyarakat harus menggunakan berbagai macam peralatan untuk ‘menyingkirkan’ akar-akar bambu yang menghambat proses penggalian itu, mulai dari ujung cangkul yang tajam, golok, gancu, linggis, sampai sekop.
Perlu waktu sekitar 3 hari untuk ‘menembus’ lapisan akar bambu itu.
5. Tanah Mudah Longsor
Tekstur tanah yang banyak mengandung air/labil, menyebabkan tanah menjadi mudah longsor.
Ketua KSM Trisakti Kelurahan Sungai Tiung Arkani menceritakan, masyarakat sempat kewalahan saat menggali lubang septic tank.
Pasalnya, meskipun lubang septic tank telah berhasil digali pada pagi harinya, namun saat malam tiba galian tersebut kembali longsor.
Menyikapi hal itu, masyarakat kemudian membangun siring dari batang-batang pohon galam dan papan agar longsor tidak kembali terjadi. Selain itu diperlukan pompa air untuk membuang air dari dalam lubang galian.
6. Septic Tank Diikutkan Lomba
Di tahun 2019 ini, 2 dari 10 unit septic tank yang telah dibangun akan diikutkan lomba tingkat Kota Banjarbaru.
Septic tank pertama berada di RT 27 RW 09 dan lokasi kedua di lingkungan RT 31 RW 10 Kelurahan Sungai Tiung.
7. Disekitar Septic Tank akan Dibangun Taman
Ketua RT 27 RW 09 Syahyuni mengatakan, disekitar septic tank tersebut rencananya akan dibangun taman untuk mempercantik tampilan septic tank. Tema yang diambil nantinya tidak akan jauh dari konsep lingkungan hidup.
8. Bangun TPA Didekat Septic Tank Komunal
Hanya berjarak beberapa meter dari septic tank komunal, masyarakat membangun Taman Pendidikan Al-Qur’an semi permanen.
Air bersih dari leding PDAM juga tersedia di sini, posisi kerannya menyatu dengan tembok bagian atas bangunan septic tank.
Selain untuk menambah nilai kereligiusan masyarakat Cempaka, TPA ini dibangun dengan konsep ruang terbuka, sehingga udara segar dengan leluasa bisa keluar masuk.
Di samping itu, kesan angker yang biasa melekat pada rimbunan pohon bambu jadi hilang dengan adanya TPA ini (setiap harinya terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an).