REDAKSI8.COM – Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan yang rentan terhadap musibah terutama musibah banjir. Pada pertengahan Desember 2020 sampai dengan bulan April 2021 Kabupaten Banjar mengalami Banjir, hampir keseluruhan kecamatan terdampak banjir.
Apalagi fenomena La Nina kembali terjadi di wilayah Kalimantan Selatan dan menurut prediksi fenomena La Nina lebih besar dampaknya bagi Kalimantan Selatan. Tentu ini menjadi perhatian baik pemerintah Kabupaten, Provinsi Maupun Pusat.
Sampai hari ini, di Kalimantan Selatan ada beberapa daerah yang sudah mengalami banjir salah satunya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang melanda 5 kecamatan dengan ketinggian air bervariasi dari 30 cm sampai dengan 75 cm.
Oleh karena itu, menurut Yayan Daryanto kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, dalam upaya penanggulangan musibah banjir, kita punya pengalaman pada tahun 2021 kemarin.
“Kabupaten Banjar pada tahun 2021 merupakan daerah yang paling terdampak banjir paling banyak, untuk tahun ini kita sudah mendirikan posko bencana, status kabupaten Banjar saat ini siap siaga sejak hari ini status siaga darurat Banjir,” ungkap Yayan Daryanto, Senin (15/11/2021) kemarin.
Dalam rangka penanggulangan bencana, Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar sudah melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Forkopimda dan Dinas Lingkup Pemerintah Kabupaten Banjar, setelah Rakor tersebut, BPBD Kabupaten Banjar mendirikan Posko Bencana.
“Dalam 10 hari terakhir sering terjadinya hujan dan sampai hari ini pun masih terjadi hujan, oleh karena itu kita perlu mendirikan posko. Hujan yang terjadi salah satunya adalah dampak dari fenomena La Nina yang mengakibatkan meningkatnya kadar uap air yang lebih banyak di daerah kita,” tuturnya
Untuk mengantisipasi, BPBD Kabupaten Banjar selain menyiapkan posko bencana, juga menyiapkan personil dan peralatan seperti perahu karet dan sebagainya. Selain itu juga bersinergi dengan stakeholder terkait seperti TNI, Polisi dan Relawan lainnya.
“Kita menyiapkan personel yang standby di posko selama 24 jam dengan 2 grup yakni sip siang dan malam. Personil tersebut terdiri dari BPBD Kabupaten Banjar, TNI, Polisi, Dinas Sosial dan Emergency Banjar Response (EBR),” tambahnya.
Daerah daerah yang rawan bencana Banjir, Yayan Daryanto menyebutkan hampir semua kecamatan, tetapi yang sangat rawan adalah daerah bantaran sungai, dan daerah yang paling terdampak yang lama genangannya adalah daerah ilir yang berbatasan dengan Banjarmasin seperti Kecamatan Sungai Tabuk, Gambut, Kertak Hanyar.
Adapun terkait Early Warning System di titik rawan bencana, Yayan menjelaskan bahwa ada satu alat milik pemerintah provinsi Kalimantan Selatan yang diletakan di Kabupaten Banjar berupa sensor mengukur ketinggian air yang berada di desa Rompangi.
“Selain itu, Pemerintah Kabupaten Banjar memiliki system yang berupa aplikasi yang ada di Dinas Lingkungan Hidup untuk memprediksi curah hujan,” ungkapnya.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Banjar merupakan banjir luapan sungai, bukan banjir bandang. Mulai dari ulu daerah Sungai Pinang, menurut Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Banjar mereka sudah paham dengan Banjir.
“Apabila air naik daerah Sungai Pinang, mereka sudah tau mulai berapa menit atau berapa jam air sampai ke bawah, jadi warga Kabupaten Banjar yang berada di dataran sungai sudah paham dengan itu. Kita berharap masyarakat waspada dan kejadian seperti tahun kemarin tidak kembali terulang,” tutupnya