REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Beredar isu uang tunai (uang kertas<-red) selama perhelatan Pemilu di dalam Bank telah habis ditarik sejumlah nasabah yang notabennya masuk bursa peserta politik.
Sehingga, perputaran uang tunai di masyarakat terjadi peningkatan yang begitu signifikan.
Akan tetapi, informasi tersebut di tampik oleh salah satu Bank daerah, dalam hal ini Bank Kalsel.
Kasi Pelayanan Bank Kalsel, Kota Banjarbaru, Dwi membeberkan, menjelang Pemilu baik penarikan maupun setoran tidak banyak terjadi perubahan dan masih dapat dikatakan normal.
“Untuk kader atau partai yang menarik uang tunai memang ada beberapa, yang memang rekeningnya ada disini (Bank Kalsel),” ungkapnya kepada Redaksi8.com, Senin (19/2/24).
Namun menurutnya, nominal uang tunai yang ditarik tidak terlalu banyak, masih tergolong normal seperti penarikan hari-hari biasa.
Dwi menjelaskan, setiap ada penarikan uang dari nasabah pihaknya selalu melaporkan ke Kantor Pusat Bank Kalsel yang berada di Kota Banjarmasin.
“Wajib walaupun nominalnya dari Rp500 ribu sampai dengan berapa nominal itu dilaporkan. Sudah kami laporkan juga ke kantor pusat,” ujarnya.
“Soal jumlah penarikan yang dilakukan itu rahasia untuk nasabah, tapi memang nominalnya tidak terlalu signifikan, masih nominal normal yang biasa ditarik orang-orang pada umumnya,” tambahnya.
Menanggapi isu uang tunai habis, baginya tidak benar. Khususnya Bank Kalsel di Cabang Banjarbaru.
“Tidak ada, untuk di Cabang Banjarbaru tidak ada. Kami masih ditahap aman untuk brangkasnya sendiri, tapi tidak tahu kalau di bank-bank lain,” tegasnya.
Dirinya mengaku jika ada peningkatan penarikan uang tunai di Bank Kalsel Cabang Banjarbaru, namun hanya untuk gajih Aparatur Sipil Negara (ASN) bukan Pemilu.
“Memang untuk peningkatan ada terjadi diawal bulan, itupun karena di Bank Kalsel ini melayani untuk pembayaran gajih ASN, bukan Pemilu,” jelasnya.
Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri memperkirakan uang yang beredar saat Pemilu pada 14 Februari 2024 bisa mencapai Rp2, 4 Triliun dalam satu hari.
Sebab, setiap partai diprediksi bisa mengeluarkan uang hingga Rp240 Miliar untuk mengirimkan ke kader-kader dan pendukungnya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Katakanlah satu orang dalam satu hari Rp100 ribu, 3 kali makan, ada 3 orang kali Rp800 ribu TPS, pada hari itu untuk satu partai saja pengeluarannya butuh sekitar Rp240 miliar,” ucapnya.
Sehingga, Ia menilai gelaran Pemilu itu bisa berdampak positif dan mengembalikan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9 persen pada kuartal ke III menjadi diatas 5 persen.
“Jadi saya melihat bahwa efek terhadap pertumbuhannya itu positif ya,” tandasnya.