REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat, trend kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) naik signifikan.
Data per Desember 2023 lalu, sebaran penyakit kasus DBD mencapai angka 815 pasien.
Sedangkan di bulan Januari 2024 per tanggal 30, penderita kasus DBD naik menjadi 1.124 pasien.
“Ada peningkatan, kalau dilihat data tanggal 29 sampai 30 Januari ada penambahan 2 kasus, bahkan 8 orang meninggal dunia akibat DBD sepanjang Januari tahun 2024,” papar Kepala Dinkes Provinsi Kalsel Dr. Diauddin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anhar Ihwan kepada Redaksi8.com, Kamis (1/2/24).
Rinciannya, Kabupaten Banjar 1 orang meninggal dunia, Hulu Sungai Tengah (HST) 1 orang, Kabupaten Tanah Laut 2 orang, Kabupaten Tapin 3 orang, dan Hulu Sungai Utara 1 orang.
Anhar mengatakan, sementara kasus DBD tertinggi selama bulan Januari 2024 di Kabupaten Banjar sebanyak 222 pasien, selanjutnya HST 170 pasien.
Kemudian, kasus tertinggi ketiga DBD adalah Kabupaten Tanah Laut yakni mencapai angka 148 pasien.
“Kasus DBD Tahun 2024 meningkat dibandingkan pada Tahun 2023 lalu, untuk itu kita harus antisipasi agar penyebaran nyamuk DBD ini dapat ditangani dengan cepat,” katanya.
Menurut Anhar, melonjaknya penyebaran kasus DBD ini disebabkan oleh faktor cuaca. Secara tidak langsung membuat populasi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
“Kita masuk musim hujan, sehingga nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak, karena nyamuk berperan sebagai vektor penular,” ujarnya.
Oleh karena itu, sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan tempat tinggal masing-masing dengan menerapkan 3M plus.
Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas.
Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menekan penyebaran kasus DBD di Kalsel dengan melakukan pemantauan langsung ke lapangan.
“Kami sudah mengimbau 13 Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhdap DBD, kami juga sudah support Larvasida dan Insectisida ke Kabupaten/Kota,” tuturnya.
Kemudian, saat disinggung terkait penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Kalsel saat ini masih belum ada.
“Belum ada penetapan KLB,” tandasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin mengimbau masyarakat lebih maksimal menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat.
Hal tersebut disampaikan Aditya dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi potensi peningkatan kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) saat musim penghujan.
“Kegiatan membersihkan lingkungan bukan hanya tanggung jawab Pemerintah saja, namun kaloberasi dan peran serta masyarakat lebih efektif dalam menekan lajunya penyebaran DBD saat ini,” katanya, Rabu (31/1/24).
Selain itu, Aditya meminta kepada seluruh SKPD Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru untuk segera mengambil langkah antisipasi peningkatan penyebaran kasus DBD di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Strategi utama pengendalian DBD saat ini adalah pemberantasan factor penular DBD, yaitu nyamuk Aedes Aegypti,” ucapnya.
Dengan begitu, upaya yang dilakukan untuk pengendalian kasus DBD ini, yakni dengan melaksanakan Gerakan Serentak Banjarbaru Sapu dan Punahkan Jentik (Gertak Bapuputik) di Kota Banjarbaru.
Baik itu di lingkungan rumah, perkantoran, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya yang memungkinkan nyamuk berkembang biak.
“Gotong Royong untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3 M seminggu sekali (hari Jum’at), menguras penampungan air, menutup rapat penampungan air, dan memanfaatkan mendaur ulang barang bekas,” ujarnya.
Kasus DBD menurutnya, ini tidak hanya menyerang usia dewasa saja namun juga anak-anak.
Bahkan, semua orang punya potensi untuk terjangkit dan dapat menimbulkan korban jiwa yang tentunya tidak diharapkan.
Oleh sebab itu, dari Gerakan Bapuputik Ia berharap, bisa dilakukan seluruh lapisan masyarakat dan dikoordinir oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru untuk menurunkan kasus DBD di Kota Banjarbaru.
“Masyarakat mempunyai peran penting, nantinya juga kita akan menunjuk satu orang juru pemantau jentik di tiap wilayah untuk melaporkan kegiatan pengendalian DBD,” pungkasnya.