REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Usai menerima laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru terkait sebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di wilayah Kota Banjarbaru.
Lurah Mentaos, Banjarbaru, Ciptadi Sunaryo mengaku, per tanggal 5 Februari memang di Kelurahan Mentaos jumlah kasus DBD termasuk yang tertinggi, yakni sebanyak 5 kasus.
Ia pun berkoordinasi dengan pihak Kecamatan dan Puskesmas Banjarbaru Utara untuk menggalakkan aksi penekanan perkembangan atau meningkatnya kasus DBD melalui gerakan Gertak Bapuputik.
“Mudah-mudahan dengan gerakan tersebut bisa memberikan dampak positif untuk mengurangi jumlah korban DBD di wilayah kita,” ujarnya.
Ciptadi mengatakan, pada hari Kamis (8/2/24) kemarin, pihaknya sudah melaksanakan gotong royong bersama-sama, sekaligus memeriksa tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk.
Kemudian, apabila ditemukan tempat yang ada jentik-jentiknya, maka langsung dibersihkan dan dimasukan kedalam kantong plastik untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah.
“Setelah kita periksa di satu komplek RT 03 RW 03 ini, kita menemukan di beberapa sekitar rumah itu ada sampah-sampah yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk,” katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Banjarbaru Utara, Dr. Norhasanah menyampaikan, jika ditemukan kasus DBD, maka Puskesmas langsung melakukan pencatatan dan penyelidikan.
Sehingga, Puskesmas akan langsung melakukan penyelidikan Epidemiologi ke tempat atau rumah penderita dalam waktu 1×24 jam.
“Kita juga melacak tempat-tempat lainnya dimana kontak dengan penderita, misalkan dia anak sekolah kita datang, kita juga mengunjungi ke sekolahan,” jelasnya.
Setelah penyelidikan selesai, baru pihaknya akan menindaklanjuti gerakan apa yang harus dilakukan kedepannya, baik itu PSN maupun gerakan Gertak Bapuputik hingga membagikan bubuk Abate kepada masyarakat.
“Di situ kita akan dapat menentukan dimana sumber penularannya, setelah itu akan kita tindaklanjuti,” tandasnya.