REDAKSI8.COM – Bupati kabupaten Banjar, KH Khalillurrahman menyerahkan secara simbolis bantuan insentif kepada guru Agama, guru mengaji dan penyuluh agama Non PNS yang terdampak akibat Covid-19, Kamis (16/7/2020) di Mahligai Sultan Adam Martapura. Bantuan sebesar 250 ribu rupiah perbulan yang dibayarkan 500 ribu untuk dua bulan kepada 380 orang.
Guru Khalil sapaan bupati Kabupaten Banjar mengungkapkan, keberadaan guru agama, guru mengaji dan penyuluh agama non PNS sangat penting dalam memajukan pendidikan agama islam di Kabupaten Banjar.
“Program keagamaan kabupaten Banjar saat ini sangat terbantu oleh peran mereka. Karena itu saya ucapkan terima kasih pada seluruh guru agama, guru mengaji dan penyuluh agama non PNS yang selama ini telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin untuk kemajuan Pendidikan agama,” katanya.
Akibat pandemi Covid-19 yang melanda Kabupaten Banjar, seluruh sendi kehidupan ikut terdampak, tak terkecuali para guru agama, guru mengaji dan penyuluh agama non PNS yang tak bisa beraktivitas seperti biasa.
“Sehingga pandemi ini berdampak pada perekonomian mereka. Karena itu sebagai wujud kepedulian kita, Kabupaten Banjar memberikan bantuan insentif pada para guru agama, guru mengaji dan penyuluh agama non PNS menggunakan APBD dari belanja tak terduga penanganan bencana non alam Covid-19,” bebernya.
Guru Khalil berharap, bantuan yang diberikan walau tidak seberapa semoga bisa bermanfaat dan bisa dimanfaatkan untuk meringankan beban yang dihadapi di masa sulit seperti pandemi kali ini dan meminta agar jangan berputus asa dari rahmat Allah.
“Saya juga mengajak semua mengikuti anjuran Dinas Kesehatan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, cuci tangan dan pakai masker. Ini adalah bentuk dari syariatnya, kalau tertular pun itu sudah qada dan qadar,” pesannya.
Sementara itu Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Banjar, H. Ahmad Syarwani mengungkapkan pihaknya yang berinisiatif untuk mengusahakan agar guru agama, guru mengaji dan penyuluh agama non PNS juga mendapatkan bantuan.
“Awalnya kita mengajukan sekitar 500 nama, tapi setelah diseleksi berdasarkan KTP dan apakah telah menerima bantuan lain di dapat 380 orang nama. Mereka ini juga terdampak sehingga tak bisa melakukan kegiatan seperti majelis taklim, ceramah dan khatib jumat, sehingga hal ini kami sampaikan ke pemerintah daerah,” ungkapnya.
Syarwani berharap agar bantuan seperti ini bisa terus berlanjut, karena guru agama, guru mengaji dan penyuluh agama non PNS saat ini menjadi garda terdepan untuk menyampaikan masalah keagamaan dan hal-hal yang berhubungan dengan Covid-19 pada masyarakat.
“Bantuan ini luar biasa dalam menunjang kegiatan keagamaan, apalagi sekarang beberapa kegiatan keagamaan sudah bisa dilaksanakan asal menerapkan protokol kesehatan,” bebernya.