REDAKSI8.COM – Tidak kalah trend, selain ikan hias yang kerab memanjakan visual masyarakat untuk menghabiskan masa di rumah saja sejak pandemi covid-19, Aquascape yang telah buming sejak tahun 2015 an itu kini kembali marak digandrungi warga milenial.
Aquscape menurut pengusaha ikan hias dan aquascape yang bermukim di Jalan Guntung Payung Kota Banjarbaru, Doni, sejak wabah corona masuk ke Indonesia mulai digandrungi warga 4.0.
Mulai dari aquascape jenis karpet (Montecarlo) hingga tumbuh ke atas (Rotala) kian hari terus dicari sebagai peneman sepi dirumah saja.
“Alhamdulillah laris manis,” ucap Doni saat ditemui redaksi8.com di tokonya, Sabtu (25/7).
Ia menjelaskan, kehadiran tanaman aquascape ini sudah ramai disukai masyarakat sejak tahun 2015 an. Namun sekarang lebih banyak lagi peminatnya.
“Yang paling laku di tempat saya itu tanaman jenis rotala. Selain bagus dan jarang ada dijual di tempat lain,” beber Doni.
“Harganya 1 pot 10 ribu rupiah. Tapi kalau beli banyak semisal beli 5 pot dapat bonus 1 pot gratis,” lanjutnya.
Ia memulai karir usaha perairan ini sejak 2010 sebagai kolektor dan jual beli ikan hias.
3 tahun lalu ia menambahkan, usaha jual beli tanaman dalam air ini mencuatkan prospek yang bagus. Sehingga pada akhirnya, ia memutuskan menambah produk jualannya selain ikan hias berupa aquascape.
“Awalnya cuma mencoba saja, beli 3 pot tanaman. Lalu sambil belajar melihat chanel chanel youtube milik orang, akhirnya coba budidaya sendiri dari 3 pot tanaman awal tadi. Lalu saya potong batangnya seperti cara menanam singkong, dan aku tanam disampingnya sampai banyak baru dijual,” ungkap Doni.
“Ini juga lagi buming sebagai hiasan meja perkantoran, hanya sekitar 30 cm saja makan tempat. Minimalis dan murah,” sambungnya.
Doni menerangkan, perawatan aquascape ini yang lebih diutamakan adalah penerapan cahaya lampu. Karena tumbuh tumbuhan memerlukan proses potosintesis, tanaman bawah air tidak memerlukan aerator layaknya aquarium pada umumnya.
“Tanaman kan perlu CO2, sedangkan aerator menghasilkan O2 nanti tanamannya malah mati,” cetusnya.
“Disini aku cuma jual 20 jenis saja. Padahal ada 50 jenis tapi sisanya masih tahap proses budidaya,” lebih jauh doni menerangkan.
Perlakuan khusus untuk satu akuarium dijelaskan Doni, tanaman air itu memerlukan sedikitnya cahaya lampu dengan daya sekitar 40 watt, jika tumbuhan itu tidak tersentuh cahaya matahari sama sekali.
Namun, apabila lebih lebih dari 40 watt kaca pada aquarium akan banyak ditumbuhi oleh lumut, karena proses fotosintesis yang berlebihan.
“Ya jadi jelek kalau banyak lumutnya,” tegas Doni.
Susahnya pelihara tumbuhan ini Ia menukas, selama 1 minggu sekali air pada akuarium wajib dikuras, karena semakin lama air dalam akuarium itu semakin asam, jika tidak diganti tumbuhan di dalamnya akan membusuk.
“Saya menggunakan air sungai tidak air dari PDAM,” tutup Doni.
Selanjutnya warga Balitan, Kota Banjarbaru, Yoris menuturkan, ingin mencoba merawat tumbuhan air di rumahnya. Yoris sendiri sudah memiliki akuarium yang dihuni beberapa ikan hias namun belum ada tanaman airnya.
“Mau mencoba tanam saja sih buat nambah hiasan akuarium di rumah,” tukasnya.
“Tadi saya beli jenis rotala, murah banget beli 2 cuma 15 ribu rupiah,” pungkasnya.