REDAKSI8.COM – Mahasiwa Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakuktas Perikanan dan Kelautan (FPK) ULM telah melepaskan ratusan ekor bibit Ikan Nila di Embung Kebun Raya Banua Kalimantan Selatan, Jumat (19/2) siang.
Pasca Pendidikan Kepecintaalaman beberapa waktu tadi, menurut Kepala Bidang Kepecintaalaman Mapala Piranha, Sinta Maulida, giat penerabaran bibit ikan nila sebanyak kurang lebih 500 ekor itu merupakan satu dari 4 aktivitas bidang kepecintaalaman di Mapala Piranha, yakni Konservasi Sumber Daya Alam.
“Kecil jumlahnya tapi besar manfaatnya. Meskipun tidak banyak bibit ikan yang kami lepaskan hari ini, tapi semoga orang lain yang melihat bisa terinspirasi dan melakukan hal yang sama,” ucap Sinta Maulida.
“Ini pun salah satu kegiatan kepecintaalaman di Mapala Piranha untuk anggota muda kita yang baru saja menyelesaikan pendidikan. Setiap dari mereka (anggota muda) yang ikut andil akan mendapatkan kredit point yang nanti jika telah mencapai 200 point maka mereka berhak melakukan pengambilan nomor register sebagai syarat menjadi anggota biasa,” tambahnya kepada Redaksi8.com.
Penebaran bibit ikan juga baginya, merupakan rangkaian dari acara penanaman pohon di Kebun Raya Banua yang akan digelar pekan depan oleh Mapala Piranha tepatnya pada Selasa (23/2).
“Secara keseluruhan ada 2 kegiatan yang dilakukan Mapala Piranha disini. Pertama tebar bibit ikan dan kedua penanaman pohon,” rinci Sinta.
“Kenapa memilih di kebun raya banua, karena kita melihat di sini adalah lokasi konservasi eksitu. Ada banyak bahan dan wahana belajar disini. Semoga nanti kami bisa terus bekerja sama dengan pihak pemerintah Kalsel dalam upaya pelestarian flora hingga fauna,” harapnya.
Selanjutnya, Kepala Kebun Raya Banua, UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalsel, Agung Sriyono mengatakan, embung yang ditebari ikan itu memang fungsinya akan diberdayakan sebagai wadah koleksi berbagai jenis ikan dan tumbuhan air, selain fungsi utamanya sebagai catchment area atau Daerah Aliran Sungai untuk kawasan Kebun Raya Banua.
“Adanya penebaran ikan nila oleh kawan-kawan Mapala Piranha tadi sekalian konservasi ikan,” ujarnya.
Ia menginginkan, di embung yang luasnya 4,5 hektar itu bisa ditambah lagi bermacam ikan lainnya supaya lebih beragam dan menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke kebun raya.
“Kami berharap ikan-ikan disini nantinya dapat menjadi salah satu daya tarik orang berkunjung ke kebun raya,” imbuhnya.
Selain Mapala Piranha, Agung juga mengajak seluruh elemen masyarakat di Kalimantan Selatan khususnya untuk ikut berjibaku membangun kebun raya tersebut.
Secara keseluruhan ungkap Agung, tanah seluas 100 hektar untuk kawasan kebun raya termasuk embung merupakan wilayah Konservasi secara eksitu tanaman dan berbagai macam pohon endemik di Kalsel demi menjaga kelesatariannya untuk generasi selanjutnya.
“Kami juga akan melengkapi embung dengan sarana dan prasarana wisata. Kebetulan lokasi embung berada tepat di tengah-tengah kebun raya,” tandas Agung.