Dengan misi membangun ekonomi kreatif, Yayasan Sesaji Banjarmasin menghelat event besar bertajuk Konsorsium Jilid 2 di Gedung Balairung Sari, Taman Budaya, Banjarmasin pada Sabtu (31/3/2018) malam.
Melalui seni, kegiatan yang bertujuan mendorong perkembangan ekonomi ini diikuti oleh pegiat seni asal Kalimantan Timur, Studi Teater Oleon Balikpapan Indonesia (STOBI). Disutradarai Badrudin Noor dengan menampilkan sebuah teater modern berjudul “Diva”.
Selain itu, dari pegiat lokal juga turut berpartisipasi dari SMAN 1 Kandangan yang disutradarai Zaini dengan teater modernnya bertemakan “Istidrat” dan Geliat Pasar Tarapung dari SDIT Ukhuwah Banjarmasin dengan pantomimnya.
Bukan hanya itu saja, kegiatan ini juga diisi oleh musikalisasi puisi dari SMAN 1 Sungai Tabuk yang dipimpin Hendra Cipta dan Tari Me Ontah Ilau yang ditata Dadang Suhaimi bersama Dewi Puspa Sari dari Generasi Tabalong (Genta).
Sigit Raharjo selaku Ketua Pelaksana menjelaskan bahwa konsorsium ini mengambil istilah ekonomi tentang bergabungnya beberapa perusahaan untuk sebuah visi dan misi.
“Konsorsium ini kita bawa ke ranah pementasan kesenian, seni pergelaran, seni pertunjukan bergabungnya beberapa grup grup, baik dari pelajar, mahasiswa dan seniman. Kita satukan dalam sebuah kemasan menampilkan pergelaran bersama tergantung kesepakatan para praktisi seninya,” terangnya.
Menurutnya, kegiatan ini sama dengan konsep sebelumnya. Namun, masih berproses menemukan konsep terbaru.
“Masih sama dengan konsep diawal, tapi akan ada konsep-Konsep baru kedepannya,” katanya.
Pengurus Yayasan Sesaji ini mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini merupakan salah satu membangun ekonomi kreatif didalam ranah kesenian.
“Dalam ranah kesenian tidak hanya dipenjualan kreatifitas lainnya tapi ternyata bisa kita jual kesenian ini. Suatu saat Konsersium ini Mudah-mudahan dengan doa tidak lagi kita berkunjung ke orang lain. Tapi kita yang memanggil orang lain agar datang ke Banjarmasin,” ujarnya.
Sigit pun berharap di Konsorsium selanjutnya bisa memanggil pegiat seni di nusantara maupun internasional apalagi didukung oleh pemerintah maupun swasta.
Ia pun siap menerima ruang kritik dan saran. Agar bisa membangun lagi di Konsersium selanjutnya.
“Kita siap menerima kritikan untuk bisa menemukan ide dan uneg uneg yang menjadi semangat bagi para penggiat seni,” tegasnya.
Sementara itu, Badrudin Noor selaku penggiat seni asal Kalimantan Timur dari Studi Teater Oleon Balikpapan Indonesia (STOBI) berharap kepada generasi muda untuk tidak melupakan pendahulunya.
“Mereka harus belajar dari pendahulunya yang tidak didukung oleh teknologi. Tetapi mereka masih tetap eksis untuk berkarya,” katanya.
Selain itu, menurut Ainul Mardhiyah menceritakan tentang “Diva” yang dibawakannya bersama Badrudin Noor ini bertujuan mengenalkan kepada generasi muda untuk tidak melupakan legendaris ataupun penyanyi jaman dulu ke anak muda sekarang tetap dikenang.
“Untuk generasi muda jangan lupakan legendaris dan penyanyi kita jaman dulu terutama dibidang kesenian. Generasi muda harus membudidayakan penyanyi-penyanyi dan seniman musik yang dulu,” tutupnya.