Kerap terjadi longsor dan menelan banyak korban jiwa di lubang pendulangan intan tradisional di Kecamatan Cempaka, sepertinya tidak membuat takut para pencari intan disana. Masyarakat disana beranggapan, aktivitas mendulang merupakan sesuatu yang dapat membuat mereka menjadi jutawan mendadak, apabila satu saja galuh—sebutan warga disana untuk intan–red berkarat cukup besar menampakkan dirinya kepada mereka.
Ulak, salah seorang pendulang wilayah PN Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru membeberkan, berat bagi dirinya untuk meninggalkan kebiasaan sebagai pendulang, lantaran pekerjaan yang ia lakoni adalah pekerjaan turun-temurun yang sudah dilakukan.
“Berat menghapuskan gawian sebagai pendulang. Soalnya mendulang ini ada kejutannya, ada harapan jadi sugih bekajut,” ujarnya saat ditanya wartawan koran ini soal kenapa tidak beralih kepekerjaan lain yang resiko kematiannya lebih sedikit.
Karena dilakoni turun temurun ini lah menjadi alasan bagi mereka untuk meninggalkan aktivitas tersebut, meskipun banyak kejadian longsor pendulangan yang memakan korban jiwa, namun tidak membuat mereka takut untuk terus melakukan pencarian intan, meski resiko yang sangat tinggi, yakni kematian namun terus mereka lakukan.
“Mencari intan ini banyak susah senangnya. Ada yang dapat sama sekali berhari-hari, tapi ada juga waktunya dapat yang besar. Ini kejutannya,” ungkapnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Sekretaris Camat Cempaka, Sabarudin dikonfirmasi soal banyaknya kejadian longsor di pertambangan tradisional yang memakan korban jiwa ini mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi soal keamanan melakukan pertambangan, namun demikian banyak yang kurang memperhatikan.
Selain itu juga, pihaknya juga mensosialisasikan dan menghimbau para pendulang agar berpindah profesi, dan tidak lagi melakukan aktivitas tersebut namun masih kesusahan karena para pendulang beranggapan bahwa resiko tersebut adalah musibah.
“Terkait hal ini, sosialisasi sudah kami sampaikan beberapa kali. Tapi hari ini mereka terima besok-besok sudah lupa lagi,” ucapnya.
sekalipun pertambangan dianggap illegal, masyarakat tetap tidak menghiraukannya. Karena alasan terkait mendulang adalah satu-satunya mata pencaharian mereka.
“Sulit mengubah pola pikir mereka yang beranggapan bahwa dengan cara mendulang mereka bisa mendaptakan hasil yang banyak. Dengan cara mendulang kan mereka bisa jadi orang kaya mendadak jika mendapat intan besar. Itu alasan mereka,” tuturnya panjang lebar.
Namun demikian, pihaknya terus berupaya melakukan pendekatan pada warga di Kecamatan Cempaka, untuk bisa merubah pekerjaan seperti halnya berkebun sebagaimana keinginan Pemerintah Kota Banjarbaru.
“Kalau memang mereka mau berkebun, kami akan fasilitasi soal bantuan dengan Pemko Banjarbaru. Kami siap jika mereka mau,”pungkasnya.(dok)