REDAKSI8.COM – Konsep 3F (Food, Fun, and Fashion) yang diusung Pemerintah Kota Banjarbaru tidak hanya sebatas tagline atau konsep semata, namun juga tetap terus digalakkan dan digencarkan.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan konsep 3F itu, salah satunya adalah melalui kegiatan ‘Peningkatan Kualitas Produk Sasirangan bagi Pelaku Usaha Sasirangan se-Kota Banjarbaru’.
Kegiatan tersebut diadakan oleh Dinas Koperasi, UKM dan Naker Kota Banjarbaru, dan dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan, Senin (24/9).
Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para pengrajin UKM (pelaku ekonomi kreatif) di Kota Banjarbaru.
Wakil Walikota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan mengatakan, pelatihan peningkatan kualitas produk sasirangan ini merupakan sesuatu hal yang sangat dibutuhkan. Lantaran, Pemerintah Kota Banjarbaru sendiri memang aktif mengembangkan produk-produk ekonomi kreatif melalui tagline/konsep 3F (Food, Fun, Fashion).
“Sasirangan ini kalau sudah berbentuk baju jadi, itu masuk kategori fashion. Tapi kalau bentuknya masih berupa kain, bisa juga masuk kategori kriya atau kerajinan,” kata Wakil Walikota Banjarbaru yang akrab disapa Jaya ini.
Jika sudah menjadi fashion ungkap Jaya, maka dampak atau kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru sangat besar. Oleh karena itu tambah Jaya, kualitas produk sasirangan ini harus terus dikembangkan, sehingga menghasilkan produk sasirangan yang berkualitas pula.
“Misalnya warnanya bisa bertahan lama, kemudian karena sasirangan kita ada bordirnya, bordirnya juga bisa bertahan lama dan rapi,” imbuh Jaya.
Masih kata Jaya, peningkatan kualitas produk sasirangan ini juga perlu dilakukan agar keunggulan Kota Banjarbaru di sektor fashion, khususnya sasirangan bordir bisa terus terjaga dan meningkat dari waktu ke waktu.
“Ini suatu kebutuhan, bagaimana kita menjaga eksistensi salah satu subsektor kita tetap unggul dan meluas produksinya. Pemakaiannya tidak hanya di Kalimantan Selatan, tapi juga ke nasional.”
“Bahkan kami sudah juga mempromosikan ini sampai ke tingkat internasional,” pungkas Jaya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Naker Kota Banjarbaru Muhammad Rustam menyampaikan, kegiatan pelatihan kewirausahaan sasirangan ini diadakan untuk menyamakan persepsi untuk meningkatkan produk sasirangan Kota Banjarbaru.
“Produk kain sasirangan ini tidak bisa diproduksi secara massal dalam waktu tertentu, jadi harus mempunyai waktu yang cukup untuk memproduksinya dengan jumlah yang banyak,” ujar Rustam.
Rustam menambahkan, selama ini pelaku ekonomi kreatif sasirangan di Kota Banjarbaru tidak hanya sebatas membuat kain atau pakaian sasirangan saja, namun juga mengembangkan dan mengkombinasikannya dengan produk khas Kota Banjarbaru lainnya, seperti tas purun.
“Ada sekitar 250 pelaku ekonomi kreatif yang membuat sasirangan di Kota Banjarbaru. Mereka dipersilakan untuk mengembangkan (sasirangan) dalam bentuk produk yang lain, misalnya tas, dompet, dan lain-lain,” demikian Rustam.
Ada yang menarik dari kegiatan pelatihan peningkatan kualitas produk sasirangan ini. Para peserta pelatihan sebagian besar mengenakan pakaian sasirangan.