REDAKSI8.COM – Selang beberapa jam pasca terjadinya kebakaran yang menghanguskan puluhan unit rumah di kawasan Kelurahan Cempaka, Senin (16/9) dini hari, Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani langsung meninjau ke lokasi terjadinya kebakaran tersebut.
Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani menyampaikan, tinjauannya ke lokasi kebakaran ini adalah untuk memastikan para warga/korban yang terdampak kebakaran dapat didata secara detail dan segera mendapatkan penanganan.
Selain itu, Nadjmi Adhani juga mengambil sejumlah langkah agar para korban/warga terdampak kebakaran dapat tertangani dengan baik, seperti diantaranya meminta petugas medis dari Puskesmas untuk memberikan layanan kesehatan dan ‘standby’ di lokasi dalam waktu 1 sampai 2 hari ke depan.
“Kami menyiapkan aula di Kantor Kelurahan sebagai lokasi penampungan sementara,” ujar Nadjmi Adhani.
Tidak hanya itu, Nadjmi Adhani juga berkoordinasi dengan posko-posko bantuan yang sudah ada untuk mengumpulkan pakaian bekas layak pakai. Sehingga kata Nadjmi, pakaian-pakaian tersebut bisa segera dipakai oleh warga.
“Sementara ini langkah jangka pendek yang bisa dilakukan,” ucap Nadjmi.
“Pemerintah Kota Banjarbaru turut prihatin atas terjadinya musibah kebakaran ini. Kami mendoakan agar para korban kebakaran bisa sabar,” tuturnya.
Dari pantauan Jurnalis Redaksi8.com di lapangan, sudah ada terpasang sejumlah tenda darurat untuk menampung para korban kebakaran. Instansi terkait seperti Puskesmas, Dinas Sosial, Tagana, dan lainnya, sudah bergerak dan menjalankan tugasnya masing-masing.
Sementara itu di lokasi yang sama, Lurah Cempaka H Junaidi menyampaikan, kebakaran terjadi sekitar pukul 03.30 WITA. Api begitu cepat membesar lantaran kawasan permukiman yang terbakar ini merupakan kawasan padat penduduk (jarak dari satu rumah ke rumah lainnya cukup rapat).
“Rumah-rumah yang terbakar ini juga kebanyakan terbuat dari kayu. Dugaan sementara kebakaran ini terjadi karena korsleting listrik,” ucap Junaidi.
Di samping itu Junaidi mengungkapkan, barisan petugas pemadam kebakaran juga cukup kesulitan untuk memadamkan kobaran api. Pasalnya, truk pemadam kebakaran yang memiliki tangki besar di belakangnya cukup kesulitan untuk menjangkau lokasi kebakaran. Jalan yang sempit menjadi salah satu kendalanya.
“Sumber-sumber air sulit didapatkan, sumur-sumur yang ada di sini kering,” sebut Junaidi.
Junaidi menambahkan, ada sekitar 29 unit rumah yang ‘dilahap si jago merah’. Dari 29 unit rumah itu, ada 25 unit rumah yang ludes terbakar (rata dengan tanah).
“Sisanya yang 4 rumah hanya terbakar dibagian dapurnya saja,” terangnya.
Lebih lanjut Junaidi menerangkan, ada 3 Rukun Tetangga (RT) yang terdampak musibah kebakaran ini, yaitu RT 4, RT 5, dan RT 7. Dari 3 RT itu, RT 4 yang paling banyak terdampak kebakaran, ada sekitar 18 unit rumah yang terbakar. Sedangkan yang paling sedikit ada di RT 7, sekitar 2 unit rumah.
“Tidak ada korban jiwa dari musibah kebakaran ini, tapi warga terdampak kebakaran ada sekitar 100’an orang,” tutupnya.