REDAKSI8.COM – Pada Peringatan Hari Anak Nasional beberapa waktu lalu, Banjarbaru dijadikan sebagai Kota Inklusif.
Di Kota Banjarbaru ada sekitar ± 500 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Untuk itu, sebanyak 50 sekolah PAUD/TK, 20 SD dan 9 SMP menyatakan diri sudah siap menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Dr Hj Rahma Khairita menghadiri sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Pendidikan Inklusif di wilayah Kecamatan Banjarbaru Selatan, di Aula Kecamatan Banjarbaru Selatan Banjarbaru.
“Memang kita ingin menerima semua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di semua sekolah reguler yang ada di Kota Banjarbaru, namun dengan syarat di sekolah tersebut harus ada guru khusus yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus,” ujar Rahma Khairita.
Oleh karena itu, Rahma Khairita menambahkan, sangat penting Sosialisasi Pendidikan inklusif dilaksanakan agar masyarakat dapat menerima adanya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini di masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru yang kerap disapa Rita ini melanjutkan, Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Lia selaku panitia mengatakan, maksud dan tujuan diadakannya Sosialisasi Pendidikan inklusif di wilayah Kecamatan Banjarbaru Selatan adalah untuk menambah wawasan bagi para peserta sosialisasi terkait Pendidikan inklusif di Kota Banjarbaru.
“Dengan adanya sosialisasi ini, para peserta dapat membagikan ilmu pengetahuan yang didapat kepada masyarakat umum tentang apa artinya Pendidikan Inklusif,” pungkas Lia.
Materi yang disampaikan kepada peserta adalah sosialisasi terkait Pendidikan inklusif.
Pada kesepatan itu Dr Pagan Pambudi MSi dalam paparannya menyampaikan tentang deteksi dini autisme masa kanak-kanak.
“Amatlah penting untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini, karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar kesehatanpun meyakini bahwa merupakan hal yang utama bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan perbaikan apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda,” tukasnya.
Acara ini juga Turut dihadiri oleh Plt Kecamatan Banjarbaru Selatan H Indra Putra, Narasumber Dr Pagan Pambudi MSi, dari Departemen Ilmu Penyakit FK ULM/RSUD Ulin Banjarmasin dan Husnul Khatimah dari Pokja Pendidikan Inklusif Kota Banjarbaru, Ketua RT/RW dan Tokoh agama se Kecamatan Banjarbaru Selatan.