REDAKSI8.COM – Mengedepankan protokol kesehatan seperti Menjaga Jarak, Menggunakan Masker dan Mencuci Tangan, hari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan Pendidikan Kepecintaalaman yang ke 38 di SDN 3 Sungai Besar Komplek Bumi Cahaya Bintang Kota Banjarbaru, Rabu (10/2).
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun itu memang dilaksanakan berbeda dari tahun sebelumnya. Lantaran pihak panitia penyelenggara yakni Mapala Piranha harus beradaptasi dengan kebiasan baru berupa penerapan protokol kesehatan selama Pendidikan berlangsung.
Ketua Gugus Covid-19 Mapala Piranha, Amran Nur mengaku, Pendidikan kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Baik secara perizinan dan lokasi kegiatan khususnya pendidikan ruang sama sekali berbeda.
Biasanya Amran melanjutkan, kegiatan ruangan dilaksanakan di kampus biru FPK ULM. Akan tetapi sekarang lantaran keterbatasan peraturan yang mengharuskan pihaknya melaksanakan kegiatan diluar kampus sedikit menambah kompleksitas penyususnan konsep kegiatan.
“Karena kampus kami juga tengah melaksanakan WFH tentunya ada keterbatasan ruangan yang bisa digunakan. Sementara peserta yang mendaftarkan diri untuk bergabung dengan kami jumlahnya cukup banyak,” terangnya kepada pewarta ini.
“Sejauh ini peserta kita 20 orang dan panitia ada 18 orang. Sedangkan kampus kami hanya bisa menyediakan ruangan maksimal bisa diisi untuk 20 orang saja. Tentu kita tidak bisa menggunakannya donk. Alhasil dengan mengurus izin ke Dinas Pendidikan Banjarbaru dan surat rekomendasi ke gugus tugas covid-19 Banjarbaru, Alhamdulillah kami dipinjamkan 2 buah ruangan di SDN 3 Sungai Besar dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Komplek Bumi Cahaya Bintang, supaya Pendidikan ini tetap bisa dilaksanakan,” sambung Amran memaparkan.
Setiap ruangan Amran merincikan, penyampaian materi di bagi menjadi 2 ruangan. Setiap ruangan diisi oleh 10 peserta, ditambah 2 sampai 3 orang panitia sebagai narasumber. Kemudian untuk setiap peserta sebelum memasuki ruangan haruslah mengikuti aturan yang diterapkan panitia.
Pertama, peserta harus ditembakan alat pengukur suhu dan disemprotkan cairan disenfektan terlebih dahulu, tidak luput mengenakan masker di wajah. Selanjutnya peserta mencucui tangan dengan sabun yang telah disediakan panitia. Setelah masuk, demi memutus mata rantai penyebaran wabah yang berasal dari negeri china itu kata Amran, tempat duduk antar peserta diberi jarak sepanjang 1 meter.
“Intinya kegiatan kita mengedepankan protokol kesehatan,” tuturnya.
Adapun materi yang disampaikan lebih jauh kepada Redaksi8.com, ialah Sejarah Mapala Piranha, Latihan Dasar Kepemimpinan, Materi Divisi dan Materi Bidang Jurnalistik.
“Pendidikan ruangan tahun ini dilaksanakan sehari saja agar para peserta dan panitia tidak terlalu lama berkumpul. Karena ini menyangkut status darurat bencana non alam kita yang saat ini masih berada di zona merah,” ungkapnya.
Diketahui, sejauh ini Mapala Piranha tengah banyak mengantongi perizinan dan rekomendasi kegiatan demi kelancaran Pendidikan kepecintaalaman yang akan berakhir pada Minggu (14/2). Baik kegiatan ruangan maupun kegiatan lapangan.
Diantaranya, surat izin kegiatan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM, Rekomendasi dari Gugus Covid-19 Kota Banjarbaru, surat izin Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, RT 01 Kelurahan Sungai Besar Kota Banjarbaru.
Selanjutnya Surat Izin Polsek Karang Intan, Koramil Karang Intan, Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Karang Intan dan Surat Izin Desa Awang Bangkal Barat.
“Sampai Pendidikan kelapangan nanti kita tetap akan mengedepankan prokes. Karena prokes harga mati! tidak main-main,” tegas ketua gugus covid-19 Mapala Piranha.
Senada, Senior Mapala Piranha, Bandi Chairullah yang menjadi satu dari narasumber materi Sejarah Mapala Piranha dalam Pendidikan Ruang menjelaskan, Pendidikan kepecintaalaman merupakan pengkadersasian pecinta alam Piranha yang bergerak di kegiatan alam bebas dan kepecintaalaman.
Utamanya Bagi Wakil Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalimantan Selatan itu, pengkaderan dilakukan untuk membentuk jiwa-jiwa yang solid dalam memperhatikan lingkungan dan aksi kemanusian.
Meskipun dalam prosesnya, para peserta juga setelah bergabung akan mendapat tambahan keilmuan baru yang sangat bermanfaat dalam aksi penyelamatan kemanusiaan, antara lain Vertical rescue, water rescue dan Search and Rescue (SAR).
“Contohnya saat bencana banjir yang kita alami baru-baru tadi, Mapala Piranha menjadi garda terdepan dalam aksi penyelamatan di air terhadap para korban terdampak. Dari Kota Banjarbaru Tanah Laut dan Kabupaten Banjar mereka bersama kami FAJI Kalsel dan Global Rescue Network setiap hari selama sebulan bolak balik mengevakuasi warga,” Imbuhnya.
“Ini menunjukan, pengkaderan sangatlah bermanfaat untuk melahirkan para pemuda pemudi dengan jiwa sosial dan patriotisme tinggi untuk Kampus, Daerah, Bangsa dan Negara,” tandas Bandi.
Selain bergerak dalam aksi kemanusiaan, Mapala Piranha juga telah banyak menoreh segudang prestasi dalam kegiatan-kegiatan olahraga dan karya ilmiah di lingkup Regional hingga Nasional.
Tercatat ada sekitar 500 lebih prestasi yang dituai sejak tahun 1984 hingga sekarang.
Ditambah, event-event tingkat regional sampai nasional kerap digelar oleh Mapala Piranha.