REDAKSI8.COM – Para penggiat alam bebas kembali berulah. Kali ini plang informasi wisata Puncak Gunung Kahung Desa Belangian Kabupaten Banjar dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Diketahui plang tersebut milik Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yang dipasang menjelang peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus 2018.
Menurut Badan Pengawas Organisasi Mapala Piranha, Safwan, diperkirakan plang yang bertuliskan “Piranha” digunting dengan sengaja. Lantaran, plang yang di pasang terbuat dari bahan seng.
“Kalau dari poto yang berhasil kami peroleh, bisa juga dilipat, soalnya masih ada huruf P dari kata PIRANHA,” duganya kepada reporter saat di temui di Sekretariat Mapala Piranha, Rabu (10/7).
Dalam waktu dekat sambungnya, pihaknya akan segera melakukan peninjauan kelapangan bersama anggota aktif Mapala Piranha, untuk memastikan kondisi plang itu.
“InsyaAllah dalam minggu ini kami akan ke TKP dan menanyakan langsung ke pusat informasi disana, terkait siapa saja yang terakhir menaiki puncak Gunung Kahung,” jelas Safwan.
Terlihat dipoto, disamping plang Mapala Piranha yang menempel pada tiang bendera Merah Putih RI, terdapat satu plang lagi milik Mapala Kompas Borneo ULM.
Berikut isi tulusan plang milik Mapala Kompas Borneo ULM.
PUNCAK G. KAHUNG 1456 MDPL
KAHUNG EKSPEDITION 2011
KOMPAS BORNEO UNLAM
14 – 19 FEBRUARI 2011
Salah seorang anggota Mapala Piranha M. Riza Septiady mengungkapkan, saat terakhir kali menginjakan kaki di puncak Gunung Kahung, tepatnya diperayaan 17 Aguatus 2018, plang milik Mapala Kompas Borneo itu terpasang jauh dari posisi tiang bendera.
“Saat 17 Agustus kemarin posisi plang milik mereka tidak terpasang seperti yang ada di poto,” Beber pria yang akrab di sapa Riza.
Tak hanya itu Riza juga menjelaskan, di Puncak Gunung Kahung terdapat satu peninggalan hasil kegiatan pendakian peringatan kemerdekaan Indonesia Mapala Piranha, yakni tugu berbahan marmer berwarna krim coklat muda yang juga dalam kondisi telah rusak.
“Sebagian tulisannya hilang seperti dikikis dengan paksa,” Pungkasnya