REDAKSI8.COM, Kota Banjarbaru – Kemacetan panjang akibat genangan air yang cukup tinggi di kawasan depan Pasar Ulin Raya, masih terjadi sampai pukul 20.00 WITA.
Intensitas curah hujan yang cukup tinggi, mengguyur Kota Banjarbaru dari sekitar pukul 14.30 WITA sampai pukul 17.00 WITA, Selasa (6/3/18).
Dari pantauan tim liputan redaksi8.com hingga pukul 20.00 WITA, kemacetan panjang dari Guntung Payung hingga Landasan, Ulin ini, membuat warga Jalan Peramuan berinisiatif mengarahkan para pengendara dari arah Banjarbaru ke Banjarmasin untuk menggunakan jalur alternatif melewati Jalan Peramuan tembus ke Jalan Trikora Lianganggang.
Untuk dari arah Banjarmasin menuju ke arah Banjarbaru, pengendara bisa menggunakan jalur alternatif melalui Jalan Golf tembus ke Jalan Tonhar atau Jalan Angkasa.
Sebagai Warga Kota Banjarbaru, HE Benyamine, pengamat Tata Kota sangat prihatin dengan genangan yang cukup tinggi akibat luapan air saat hujan turun. Bahkan sekarang warga Banjarbaru tidak lagi menyebutnya hanya sekedar genangan, namun menyebutnya banjir. Tentunya Kondisi ini menjadi keluhan sebagian warga kota ini.
Menanggapi beredarnya video tergenangnya beberapa titik di jalan A. Yani, HE Benyamine mengatakan, kondisi yang terjadi seperti hal tersebut menunjukkan, bahwa Banjarbaru sudah “Darurat Drainase”.
Menurutnya banyak hal yang berubah seperti perubahan pada alam, aliran sungai menyempit, selain itu kawasan serapan air hilang.
“Kapasitas drainase sudah tidak mampu lagi menampung akibat perumahan atau pertokoan yang tidak memiliki serapan air sendiri, namun langsung ke drainase,” paparnya.
HE Benyamine berharap agar Pemerintah Kota Banjarbaru menggunakan para ahlinya di pemerintahan, seperti para sarjana Teknik Sipil, Planologi, Teknik Lingkungan di Bappelitbang dan lainnya untuk memperbaharui sistem drainase yang ada.
Hampir setiap kali hujan turun sebagian jalan di kawasan Kota Banjarbaru tergenang air, hal ini diduga akibat tata kelola kota dan perencanaannya belum memenuhi kaidah yang tepat.
Hal senada juga disampaikan pengamat kota lainnya, Badrul Ain Sanusi. Menurutnya, banjir (genangan air) yang terjadi di Jl. A.Yani dan sekitar areal Bandara Syamsuddin Noor, tidak hanya merugikan para pengguna jalan utama, merusak kendaraan namun juga sangat membahayakan bagi masyarakat
“Karena di areal teras bandara, binatang ular pun ikut hanyut dibawa air. Daerah Banua akan malu dikarenakan areal banjir adalah zona penerbangan yg pastinya tamu dari luar Banua juga menyaksikannya,” ujar Badrul.
Pemprov Kalsel, tambahnya, wajib sesegera mungkin melakukan perbaikan dan pembenahan saluran air dan hal-hal yang bisa menyebabkan air tergenang.
“Kejadian ini baru saya saksikan seumur hidup dikarenakan air bisa masuk ke teras bandara,” keluhnya.
__________________