REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pada awal Januari tahun 2024 sebagian para petani di Kelurahan Palam Kota Banjarbaru mulai lahan dan membesarkan benih menyambut musim tanam di bulan Maret mendatang.
Menurut mereka, berbagai hal mesti sudah dipersiapkan supaya bisa menghasilkan produksi padi yang lebih bagus dan lebih banyak dari tahun sebelumnya, apalagi ketika musim kemarau.
Seorang petani di Kelurahan Palam, Banjarbaru, Masriah (60) mengatakan, datangnya musim tanam yang bersamaan dengan datangnya musim hujan sangat bagus untuk pertumbuhan padi..
Oleh karena itu, saat ini para petani tengah melaksanakan proses pembesaran bibit padi dan penggemburan tanah.
Sebab baginya, pasca musim kemarau panjang itu, tanah di lahan yang digarap masih sangat amat keras dan harus digemburkan menggunakan alat traktor.
“Masih menyiapkan, bulan maret nanti musim tanam. Ini baru proses pembesaran bibit,” ucapnya, Kamis (18/1/24).
Lahan yang digarapnya bebebr Masriah, seluas 360 meter persegi.
“Menanam 24 borongan padi milik saya sendiri tahun kemarin dari hasil panen,” ungkapnya.
Akibat dari musim kemarau panjang tahun lalu, hasil panen yang didapatnya hanya sebanyak 600 kilogram beras.
Padahal, sebelum itu hasil panen kerap diperoleh sekitar 3 ton beras dari lahan seluas 360 meter persegi.
“Lebih Bagus kalo hujan, jadi tidak kekeringan benih. kalau tidak ada hujan padinya pada mati,” cetusnya.
Alhasil, Ia hanya bisa menjual sedikit benih dari hasil panen. 60 % dijual, sedangkan 40%nya disimpan untuk kebutuhan makan sehari-hari.
“Mudahan tahun ini benih tidak rusak lagi. Kalau rusak terus bagaimana hidup, tidak bisa menjual benih,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Palam, Kota Banjarbaru, Yansyan mengatakan, sudah ada beberapa petani yang memindahkan bibit padinya ke lahan (sawah).
Namun, ada beberapa petani yang masih belum siap memindahkan bibitnya ke sawah.
“Kalau menanam belum, kami baru memindah bibit ke lahan. Itupun cuman sebagian petani saja belum merata,” katanya.
Dijelaskan Yansyan, hal tersebut ditakutkan para petani karena curah hujan saat ini tinggi dan ekstrem, yang mana bisa merusak dan menenggelamkan bibit tanaman padi.
“Masalahnya curah hujan sudah mulai tinggi jadi sebagian petani takut memindah bibit ke lahan takut tenggelam bibitnya,” tandasnya.