REDAKSI8.COM – Demi membantu pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19 yang saat ini belum juga menurunkan angka lonjakan kasus secara signifikan, Mapala Piranha Perikanan dan Kelautan ULM mengajak masyarakat untuk mulai mengonsumsi dan menanam tanaman herbal atau tanaman obat di setiap pekarangan rumah.
Gunanya selain manambah kegiatan positif, tanaman herbal juga dinilai mampu mencegah bahkan meredakan gejala covid-19 serta gejala penyakit Demam Berdarah Dengue yang sekarang mulai mengintai warga Kota Banjarbaru.
Gejala yang dimunculkan kedua penyakit ini memiliki satu kesamaan, yakni demam dan panas pada tubuh si penderitanya.
“Ini adalah upaya kita Mapala Piranha membantu pemerintah dalam percepatan pencegahan hingga penyembuhan penderita covid-19, khususnya warga yang menjalani Isolasi Mandiri. Dan juga untuk membantu menurunkan demam panas bagi penderita yang dirasa terkena serangan DBD,” terang Gilang kepada Redaksi8.com, Rabu (25/8).
Melalui giat Optimalisasi Ruang Terbuka Hijau di Masjid Al Munawaroh Kota Banjarbaru, Gilang dan kawan-kawan menanam tanaman herbal jenis akar-akaran dan pohon, seperti Jambu biji, pepaya, jahe, kunyit, temulawak, bintaro, sungkai, daun kupu kupu.
Karena, kedelapan jenis tanaman tersebut dipercaya sejak zaman nenek moyang dulu serta berdasarkan penelitian para ahli mampu menurunkan demam dan panas pada kondisi seseorang.
“Penanaman tanaman herbal disini sebagai upaya awal kita menginspirasi masyarakat Banjarbaru supaya menanam tanaman herbal, baik di pekarangan ataupun di setiap komplek yang memiliki Ruang Terbuka Hijaunya. Karena kita semua tidak tahu kapan pandemi ini berakhir, sehingga penting bagi kami masyarakat tahu maupun kembali memanfaatkan tanaman herbal,” jelasnya.
Cara mengonsumsinya pun tuturnya tidaklah sama. Ada yang melalui penyeduhan dengan air hangat dan tambahan rempah lain guna memantapkan rasanya, ada pula yang langsung di kunyah.
“Bagi yang sudah ada di pekarangan rumahnya bisa saja mulai memanfaatkannya. Karena saat ini juga pandemi apalagi dengan PPKM level 4 banyak warga yang ekonominya melemah,” terang Gilang.
“Harapannya masyarakat yang terdampak khususnya yang menjalani masa Isoman bisa mengurangi konsumsi obat yang harganya cukup mahal. Mulai lah konsumsi herbal-herbalan. Bisa disajikan sendiri tanpa pengolahan yang rumit dan efek samping yang membahayakan,” sambungnya menerangkan.