REDAKSI8.COM, JAKARTA – Selama tahun 2023 PT. PLN Persero telah berhasil melistriki 76.900 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.
Upaya itu sebagai komitmen mewujudkan listrik berkeadilan khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya mendukung pemerataan listrik sebagai kebutuhan dasar masyarakat.
”Listrik saat ini merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Maka dari itu, bersama dengan Pemerintah, kami akan terus menggenjot pemerataan listrik sampai wilayah 3T sesuai dengan pengejawantahan sila kelima Pancasila, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” terangnya Darmawan.
Darmawan merincikan, dari total 83.637 desa dan kelurahan yang sudah berlistrik secara nasional, 76.900 di antaranya diterangi oleh listrik PLN melalui program listrik desa (lisdes).
Lalu sisanya bersumber dari listrik non-PLN untuk 3.885 desa dan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) sebanyak 2.852 desa.
Sehingga di tahun 2023, rasio desa berlistrik (RDB) nasional telah mencapai 99,85%.
Capaian Desa Berlistrik PLN secara periodik di tahun 2023 di antaranya periode triwulan I (Januari-Maret) sebanyak 76.110 desa dan kelurahan.
Upaya PLN pada triwulan tersebut dirasakan langsung oleh masyarakat di Kepulauan Aru.
Melalui dana Penyertaan Modal Negara (PMN), PLN membangun sistem listrik untuk 2.192 rumah tangga yang tersebar di 15 desa yang selama ini bergantung pada genset.
PLN melanjutkan upaya menerangi Indonesia pada triwulan II (April-Juni) dengan realisasi 76.546 desa dan kelurahan/
Triwulan III (Juli-September) capai 76.679 desa dan kelurahan, dan pada triwulan IV berhasil meningkat menjadi 76.900 desa dan kelurahan.
Pada September 2023, sejumlah desa di Flores akhirnya menikmati listrik dari PLN.
Sebelumnya PLN membangun jaringan listrik untuk menyambung akses listrik bagi desa terpencil di Flores yang selama ini bergantung pada genset.
”Listrik merupakan jantungnya perekonomian Indonesia, untuk itu kami berkomitmen untuk terus meningkatkan rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi. Dengan bekal transformasi digital yang berhasil kami lakukan, di tahun 2024 kami yakin lebih signifikan. Ini adalah bagaimana sila kelima Pancasila benar-benar kita wujudkan dalam bentuk nyata, yaitu terang seantero negeri,” jelasnya.
Penggalakkan program Lisdes tuturnya, sejalan dengan langkah nasional dalam mencapai Rasio Elektrifikasi 100%. Hingga Desember 2023 Rasio Elektrifikasi nasional mencapai 99,79%.
“Untuk bisa menuntaskan mandat ini bukan sesuatu hal yang mudah. Berbagai rintangan jarak, cuaca, topografi ekstrem menjadi tantangan yang tak membuat PLN gentar dalam memberikan akses listrik kepada seluruh masyarakat,” tegas Darmawan.
Upaya PLN bersama pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi sekaligus memeratakan akses listrik kepada masyarakat juga dilakukan melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).
BPBL merupakan program bantuan pemasangan baru listrik bagi rumah tangga tidak mampu meliputi pemasangan instalasi tenaga listrik, biaya sertifikasi laik operasi (SLO) dan biaya penyambungan baru ke PLN sampai dengan pengisian token listrik perdana.
Sepanjang 2023, PLN berhasil merealisasikan program tersebut kepada 131.600 rumah tangga atau melebihi target 125 ribu rumah tangga.
Penerima BPBL merupakan rumah tangga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial berdomisili di daerah 3T, dan/atau berdasarkan validasi kepala desa/lurah atau pejabat yang setingkat layak menerima BPBL.
Kehadiran listrik melalui berbagai program tersebut pun dirasakan langsung oleh masyarakat di Desa Atamali di Kabupaten Jayapura, Papua.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Atamali Edwin Tokoro mengungkapkan, selama ini masyarakat hanya mengandalkan genset dan aki untuk penerangan, sehingga hadirnya listrik 24 jam dari PLN sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat.
“Terima kasih kepada PLN dan Pemerintah yang telah hadir melistriki kampung kami. Jadi apa yang telah dilakukan Pemerintah dan PLN bagi masyarakat, kami sangat senang sudah ada listrik 24 jam, dan kami siap menjaga aset dan properti PLN dengan baik,” ungkapnya..
Kegembiraan atas hadirnya listrik juga disampaikan oleh Bahar (44), warga Dusun Peppae, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Berkat hadirnya listrik PLN di daerahnya, warga desa merasa sangat terbantu dalam penerangan untuk aktivitas belajar anak-anak di malam hari.
“Alhamdulillah setelah sekian lama kami menunggu, akhirnya listrik di dusun kami sudah menyala. Dulu anak-anak harus ke desa sebelah apabila hendak belajar pada malam hari, sekarang anak-anak sudah bisa belajar di rumah berkat listrik PLN,” tandas Bahar.