REDAKSI8.COM, Kabupaten Banjar – Padi merupakan komoditas pangan utama masyarakat Indonesia. Kalimantan Selatan tercatat sebagai salah satu provinsi dengan penghasil padi dan Kabupaten Banjar merupakan salah satu lumbung padi di Kalimantan Selatan dan siap menjadi lumbung pangan penyangga Ibukota Negara (IKN).
Total produksi padi di Kalimantan Selatan selama 2021 mencapai sekitar 1,02 juta ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 133,99 ribu ton GKG (11,65 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 1,15 juta ton GKG. Khusus Kabupaten Banjar mampu memproduksi 169,163 ton CGK pada 2021 (BPS Kalsel 2021).
Melalui Kerangka Sampel Area (KSA), ditingkat provinsi, luasan panen padi pada 2021 adalah 25,26 ribu ha, atau mengalami penurunan sekitar 35,57 ribu ha (12,27%) dibandingkan 2020 yang mencapai 289,84 ribu hektar.
Baik pada tahun 2020 maupun 2021, puncak panen padi terjadi pada bulan yang sama yaitu bulan Agustus dengan luasan sebesar 57,97 ribu ha pada Agustus 2021 dan sebesar 83,63 ribu ha pada Agustus 2020.
Berdasarkan data BPS Kalimantan Selatan 2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi sebesar 13,93% terhadap perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2021.
Pada kondisi pasca pandemi Covid-19, sektor pertanian di Kalimantan Selatan menunjukkan kinerja yang cukup baik dimana tumbuh sebesar 1,16% di tahun 2021.
Peran strategis sektor pertanian juga ditunjukkan dari kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja yang terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sekitar 34,13% berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2021 (BPS, 2021).
Karenanya, pengembangan komoditas unggulan Kalimantan Selatan secara keseluruhan penting didorong di setiap kabupaten, kecamatan hingga desa.
Kabupaten Banjar menjadi salah satu Kabupaten penyumbang produksi padi terbesar untuk provinsi Kalimantan Selatan dengan luas panen 44 ribu ha pada 2021, menyusut 6,73 ribu ha dari tahun 2020 dengan luasan 50,73 ribu ha.
Secara produktivitas Padi yang mencapai 135,064 ton selama tahun 2021 dengan luasan yang mampu mencapai 55,978,5 dari sektor produksi pertanian khususnya padi yang berada di area operasional PT. MAS dan PT BBP.
Untuk konteks area kecamatan di wilayah terdampak operasional, Mataraman merupakan kecamatan yang paling luas dalam hal panen, yakni 2335 ha dengan produksi 8261 ton pada 2019.
Berikutnya disusul Kecamatan Cintapuri Darussalam, luas panen 1844 ha, dengan produksi panen 6501 ton di tahun yang sama. Sedangkan Kecamatan Simpang Empat, memiliki luas panen 1814 ha dengan produksi 5696 ton pada 2020.
Desa Simpang Tiga Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar sebagai salah satu penerima manfaat program, fokus pada kelompok Tani Karya Mandiri yang beranggotakan 30 petani ini, telah melakukan praktek pertanian secara mandiri melalui program FFS (Farmer Field Schools) yang telah diinisiasi dan diterapkan sejak tahun 2022.
FFS juga merupakan program dari terapan AGAN atau Agriculture Go And Act Now yang diinisiasi oleh PT MAS dan PT BBP bersama 109 petani lainnya di tiga kecamatan, yakni Mataraman, Simpang Empat dan Cintapuri Darussalam bersama Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Dinas Pertanian dan Program YESS dari Kementrian Pertanian RI.
Saat ini, Poktan Karya Mandiri melalui program FFS-AGAN dengan tagline Pelita ‘Pertanian untuk Livelihood Kita Semua” telah berhasil mengembangkan benih padi Cakra Buana, sebagai benih padi unggul non lokal, tahan terhadap hama-penyakit, keasaman tanah, bermalai panjang, memiliki bulir lonjong besar, banyak anakan (65 anakan perumpun), batang kokoh, aman dari serangan burung dan berbendera tegak. Dan tentunya padi ini juga hanya membutuhkan sekitar 104 hss (hari setelah semai) atau 2,5 bulan.
Ketua Gapoktan Karya Mandiri, Edi Sutikno, mengatakan padi Cakra Buana merupakan benih untuk uji coba pertama kali, dan berhasil hingga panen. 1 ha diperkirakan mampu menghasilkan 4,8 ton.
“Keberhasilan tersebut berkat supportnya PT MAS dan PT BBP, kami bertambah pengetahuan melalui program ini, mulai dari pembenihan, budidaya hingga pemanenan yang telah kami lakukan bersama,” tuturnya, Rabu (7/6/2023) kemarin.
Koordinator BPP Mataraman, Amelia Sari, FFS-AGAN PT MAS dan PT BBP ini merupakan inisiatif kolaboratif yang baik antara pemerintah dan swasta dalam mendorong ketahanan pangan yang menjadi program utama menuju transformasi ekonomi inklusif.
Dengan program tersebut sehingga masyarakat bisa lebih mandiri. Tak hanya stimulasi berupa benih dan pupuk yang diberikan PT MAS-PT BBP, melainkan juga edukasi pertanian bersama Dinas Pertanian.
Public Relations PT MAS dan PT BBP, Nor Qomariyah mengatakan, FFS-AGAN menjadi tonggak penting dalam membangun aspek 3 (pendapatan riil dan pekerjaan) sekaligus aspek 4 (kemandirian ekonomi) melalui Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Sejak 2022, program ini telah dilakukan berdasarkan potensi penghasil padi yang cukup tinggi, mencapai 135,064 ton (2021), dimana kini beras memiliki harga sangat signifikan hingga Rp.17.836,-/Kg sejak April 2023, khususnya di Kalimantan Selatan.
“Panen perdana hari ini, merupakan wujud dukungan dari PT MAS dan PT BBP dalam mengembangkan pertanian sebagai ketahanan pangan dengan model edukasi, pendampingan, pemberian modal berupa benih-pupuk, dan dirawat dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah sekaligus private sectors,” ucapnya
Nor berharap, keberhasilan program ini dapat lebih berkembang dan menjadi inspirasi bagi perusahaan lainnya untuk bersama memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus ikut serta dalam mitigasi perubahan iklim dengan model pertanian terpadu.