Pergerakan perpolitikan menuju Pilkada 2020 di Banjarbaru beberapa waktu terakhir seperti menjadi ‘milik’ 2 pasangan. Yaitu pasangan H. Nadjmi Adhani – H. Darmawan Jaya Setiawan dan Aditya Mufti Arifin – AR. Iwansyah, memang ada bermunculan juga nama – nama lain, namun masyarakat Kota Banjarbaru kadung terpolarisasi pada dua pasangan tersebut.
Ya, dua pasangan tersebut yang di lapangan seperti berhadapan, face to face, satu petahana, yang satunya lagi anak mantan Gubernur Kalsel dan mantan Ketua DPRD Kota Banjarbaru.
Pasangan H. Nadjmi Adhani – H. Darmawan Jaya Setiawan sebagai petahana, seperti berjalan di trek lurus, bekerja dan bekerja, tak terlalu menggubris taktik dan strategi pasangan lain, mengetengahkan hasil pembangunan, apalagi hasil kinerja pasangan yang mengusung tagline Banjarbaru Lebih Baik ini, di akui oleh nasional, puluhan bahkan ratusan penghargaan di raih, menjadi bukti tak terbantahkan yang di ketengahkan ke masyarakat Kota Banjarbaru.
Dengan rendah hati, pasangan ini menyatakan, keberhasilan – keberhasilan yang ‘bereinkarnasi’ menjadi penghargaan penghargaan tersebut, karena peran besar dari masyarakat Kota Banjarbaru dan stakeholder. Ya, kalau dihitung secara ‘matematis’ psikologi, masyarakat mau ikut berperan aktif, pastilah karena merasa nyaman dan senang dengan kepimpinan yang ada.
Sementara pasangan Aditya Mufti Arifin – AR. Iwansyah, sebagai mantan anggota DPR RI dan mantan Ketua DPRD Kota Banjarbaru, terus bersosialisasi, memberikan wacana dan rencana yang akan dilakukan apabila menduduki kursi orang nomor satu di Kota Banjarbaru.
Sebenarnya sejak awal pendeklarasian pasangan yang mengusung tagline Banjarbaru Juara ini, menuai tanda tanya, karena Aditya Mufti Arifin seperti mengambil ‘rumah kadernya’ yang notabene sudah berhasil menduduki kursi Wakil Walikota Banjarbaru dan siap kembali menduduki untuk periode kedua.
Memang, pria yang kerap disapa Ovi ini adalah Ketua DPW Kalsel, namun secara ‘etika’, maju di daerah dimana Ketua DPC PPP Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan sudah menyatakan maju dan saat ini juga sebagai petahana, sungguh sulit diterima ‘akal’ kalau ini keputusan aklamasi bersama dan keinginan seluruh kader PPP Kota Banjarbaru.
Entah ada hubungannya atau tidak dengan gagal terpilihnya lagi Ovi sebagai anggota DPR RI pada Pileg 2019 tadi atau memang sudah terencana, Ovi menyatakan maju bersama AR Iwansyah, mantan Ketua DPRD Kota Banjarbaru. Deklarasi Ovi telah membuat PPP Kota Banjarbaru bergolak. Padahal kalau dinilai secara raihan kursi, kursi DPRD Kota Banjarbaru pun tetap bertahan 4 kursi, hal ini bisa dibilang luar biasa, dimana dibeberapa daerah, raihan kursi PPP malah berkurang.
Bagi Darmawan Jaya Setiawan, hal itu tidak masalah, tidak juga rusuh, apalagi ricuh, jiwa kebapakan dan kebajikan membuatnya legowo, Ketua DPW Kalsel yang ‘mestinya’ mendukung dirinya sebagai kader PPP Kota Banjarbaru malah jadi penantang, satu partai berkompetisi. Sebenarnya H Nadjmi Adhani pun yang saat ini menjabat sebagai Walikota Banjarbaru, juga di ‘saingi’ oleh teman sejawatnya di Partai Golkar, AR Iwansyah.
Padahal, H. Nadjmi Adhani adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) XIV Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) masa bakti 2019-2024. Yang notebene, Soksi adalah sangat erat afiliasinya dengan Golkar, artinya kapasitas seorang H. Nadjmi Adhani sebenarnya adalah sosok yang sangat pas, tepat di usung oleh Golkar, karena H. Nadjmi Adhani kader terbaik Golkar Kota Banjarbaru.
Bahkan Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei Distribusi Elektoral Calon Wali Kota Banjarbaru dengan beberapa indikator diantaranya popularitas.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, merilis, keunggulan Petahana Wali Kota Banjarbaru, H. Nadjmi Adhani dibanding nama-nama lain yang digadang akan menjadi penantangnya di Pilkada Kota Banjarbaru 2020 mendatang termasuk Ketua DPW PPP Kalsel Aditya Mufti Ariffin.
Dari indikator popularitas, pada hasil survei ini Nadjmi Adhani menjadi tokoh dengan popularitas paling tinggi dimana hampir semua pemilih mengaku mengetahui sosok Nadjmi Adhani dengan skor 94%.
Selain itu, nama Petahana Wakil Wali Kota Banjarbaru, Darmawan Jaya menjadi nama dengan popularitas tertinggi ketiga dengan skor 68% diikuti nama AR Iwansyah yang digadang menjadi Bakal Calon Wakil Wali Kota Banjarbaru mendampingi Aditya dengan skor 36%.
Tapi H. Nadjmi Adhani dan H. Darmawan Jaya Setiawan tetap lapang dada, menerima untuk berkompetisi dengan teman sejawat di partai. Padahal sebagian publik mempertanyakan, kenapa KADER PARTAI YANG JELAS-JELAS SUDAH MENJABAT SEBAGAI WALIKOTA – WAKIL WALIKOTA, unggul dari sisi popularitas dan kinerja, harus DISAINGI OLEH SESAMA KADER PARTAI, bukannya di dukung?
Terbaru, tiba tiba posisi Ketua DPC PPP Kota Banjarbaru, yang dipegang H. Darmawan Jaya Setiawan, ‘dicopot’, berganti kepada Subakhi yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PPP Banjarbaru.
Publik pun dihenyak oleh kabar ini, termasuk H. Darmawan Jaya Setiawan, yang mengaku baru tahu pencopotannya sebagai Ketua DPC PPP Kota Banjarbaru melalui berita di beberapa media.
Tidak hanya itu, dari DPP PPP juga sudah menetapkan Aditya sebagai kader yang satu-satunya didukung untuk maju dalam laga Pilkada 2020 di Banjarbaru. Ini tercantum melalui SK DPP PPP Nomor 475/SK/DPP/C/X/2019 yang memutuskan dan menetapkan pasangan HM Aditya Mufti Ariffin sebagai calon Wali Kota Banjarbaru didampingi H AR Iwansyah sebagai calon Wakil Walikota Banjarbaru 2020-2025.
Isu penon aktifan Darmawan Jaya Setyawan sebagai ketua DPC PPP Banjarbaru, sontak hal ini membuat sebagian besar kader DPC PPP banjarbaru gusar, pasalnya selain melihat figur Darmawan Jaya Setiawan yang banyak berkorban untuk DPC PPP, selama ini Wakil Walikota Banjarbaru ini juga tak pernah melakukan hal – hal yang menyalahi aturan partai.
Hantaman “Gelombang” di tubuh DPC PPP Banjarbaru juga sempat disikapi masyarakat kota Banjarbaru yang dikenal sebagai masyarakat yang memiliki tingkat Pendidikan cukup baik khususnya dibidang politik. Isu pe non aktifan Darmawan Jaya dianggap masyarakat sebagai riak dalam perpolitikan, namun secara etika, isu penon aktifan Darmawan Jaya Setiawan sempat dikaitkan pula dengan adanya aksi “kudeta” (kanalkalimantan/3 desember 2019) di pengurusan DPC PPP di tingkat daerah.
Namun betapa bersahajanya sosok Darmawan Jaya Setiawan, ketika sejumlah wartawan menyinggung mengenai isu yang mungkin telah menjadi kenyataan yakni pe non aktifan Darmawan Jaya Setiawan sebagai ketua DPC PPP Banjarbaru. Wakil Walikota ini terkesan lebih memilih memikirkan kemajuan Kota Banjarbaru di segala bidang dan mensejahterakan masayarakat dibanding mempermasalahkan “pencopotan” terhadap dirinya.
Mungkin ‘serangan politik’ ini terjadi, karena sikap pasangan yang juga petahana seperti adem ayem saja meski diserang kanan kiri muka belakang, tidak merespon, tidak juga menanggapi secara frontal sehingga ‘orang jadi kipuh’. Darmawan hanya menulis di beranda facebooknya sambil melampirkan berita pencopotannya dengan kalimat “Purunnya ai… Ulun tahunya dari media aja”.
Sebagai pasangan, H. Nadjmi Adhani pun memberi semangat, “Jangan khawatir dangsanak, kita ada Allah Rabbal Alamin…. Dan Pian jua baisi dangsanak Ulun dan urang-urang yg menyayangi kita…. Yang jelas kita sudah menunaikan janji kita untuk Partai sidin, kita kada mengurangi jumlah kursinya dan menambahi jumlah suaranya…. Amun pian disipak urang kita bawa tatawaan aja lagi dah….”
Politik santun yang membuat pasangan petahana ini mendapat hati masyarakat, politik bagi petahana bukan mengejar kekuasaan untuk keuntungan pribadi yang dicari, tetapi jabatan yang ada diupayakan untuk menjadi ladang amal dan ibadah mereka berdua.
Karena itulah, H. Nadjmi Adhani dan H. Darmawan Jaya Setiawan diminta dan diharapkan oleh Masyarakat Kota Banjarbaru untuk kembali memimpin Kota Banjarbaru untuk kedua kalinya, opini? Tidak, lihatlah hasil survei Lembaga survei Indikator Politik Indonesia.
Menurut direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi , yang juga Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah dan Universitas Paradimana Jakarta ini selain populer, Nadjmi Adhani juga memiliki tingkat kesukaan paling tinggi di antara pemilih yang mengenal masing-nama berkisar 83%. Sedangkan, Darmawan Jaya Setiawan disuka 75% pemilih yang mengenal.
“Jadi, kedua petahana ini memiliki tingkat kedisukaan yang cenderung tinggi, karena mengantongi citra kepemimpinan yang positif di mata publik. Hal ini didorong evaluasi publik atas kinerja kepemimpinan selama memimpin Banjarbaru dalam empat tahun terakhir ini bernilai positif,” papar Burhanuddin.
Master riset bidang politik dari Faculty of Asian Studies (MAPS) Australian National University (ANU) mengungkapkan dari survei itu, publik menilai positif kepemimpinan Nadjmi Adhani-Darmawan Jaya Setiawan, karena dinilai cukup bersih dari praktik korupsi dan suap.
“Publik puas atas hasil kerja Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan dalam mewujudkan pemerintahan yang mendengar aspirasi masyarakat (80%), dalam mengurangi kemiskinan (70%), dan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (69%),” beber Burhanuddin.
Lebih spesifik, menurut dia, cukup banyak publik yang aware (sadar) dengan sejumlah program kerja Pemerintah Kota Banjarbaru. Di antara publik yang aware, mayoritas menilai program berjalan dengan baik.
Burhanuddin menyebut lima misi pembangunan yang diusung pasangan petahana ketika maju dalam pencalonan tahun 2015 yang lalu adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM, infrastruktur, perekonomian daerah, reformasi birokrasi, dan kenyamanan hidup bermasyarakat), diketahui oleh masyarakat.
“Di antara yang tahu menilai lima misi tersebut sudah dijalankan dengan baik hingga sejauh ini sebanyak 90%. Kemudian, program Banjarbaru bersih, hijau dan sehat diketahui oleh sekitar 53%, dan di antara yang tahu mayoritas menilai program sudah berjalan dengan baik atau mencapai 96%,” ungkap Burhanuddin.
Masih menurut dia, program peningkatan kapasitas layanan kesehatan dan pendidikan juga diketahui masyarakat dan di antara yang mengetahui mayoritas menilai program sudah berjalan dengan baik dengan kisaran kepuasan 91%.
“Jadi, secara umum hingga sejauh ini, kepuasan terhadap Nadjmi Adhani terbilang sangat tinggi, sekitar 87% warga puas atas kinerjanya sebagai Walikota Banjarbaru. Begitu juga terhadap Darmawan Jaya Setiawan, sekitar 87% puas atas kinerjanya sebagai Wakil Walikota Banjarbaru,” kata Burhanuddin.
Jadi mungkin, ‘pencopotan’ H. Darmawan Jaya Setiawan sebagai Ketua DPC PPP Kota Banjarbaru, menjadi kado milad yang paling ‘mengasyikkan’ bagi pria yang akrab di sapa Jaya ini, jadi, “Selamat milad Pak, semoga Allah Selalu memberikan rahmat dan ridho Nya kepada bapak dan keluarga,”.