Meski menjadi putra seorang Purnawirawan Jendral Polisi di Kepolisian Republik Indonesia (RI), Trisna Utama memiliki versi sendiri memajukan, menjaga kestabilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sekarang, dirinya tengah duduk sebagai Kepala Satuan Kerja (Kasatker) BUMN Perikanan Kalimantan Selatan (Kalsel), yang berhasil mendongkrak nilai trading ekspor mitra perikanan hasil laut di daerah Kalsel.
Nilainya pun tidak tanggung-tanggung. Trisna berhasil mengangkat nilai trading ekspor hasil laut menyentuh angka Rp30 miliar selama tahun 2023.
Dari situ, sudah ada ratusan nelayan dan pembisnis ikan lokal di Kalsel mulai dari Kabupaten Tanah laut sampai Kotabaru yang terbantu, berkat kerja keras Kasatker BUMN Perikanan Trisna Utama.
3 diantaranya telah sukses mengekspor hasil komoditinya menembus pasar internasional.
Bagaimana kisah perjuangan Trisna Utama memajukan sektor perikanan di daerah kalsel melalui jalur kemitrataan, berikut Redaksi8.com menurunkannya, berdasarkan pengakuan para mitra kerja BUMN Perikanan Kalsel.
REDAKSI8.COM, KALSEL – Berangkat dari kegigihan Trisna menjamah wilayah-wilayah pesisir mendatangi para nelayan dan pembisnis ikan lokal di Kalsel secara mandiri, rata-rata mereka yang bermitra dengan BUMN Perikanan Kalsel telah berhasil mengangkat taraf hidup keluarga dan warga setempat.
Saking blusukannya, Trisna pun sempat ikut terjun langsung membantu para pekerja di salah satu tempat usaha ekspor ikan laut, melakukan proses Sizing dan Grading Cumi Panjang yang akan di ekspor ke Negara Taiwan dan Jepang.
Seperti yang diakui satu dari banyaknya mitra trading eksport BUMN Perikanan Kalsel di wilayah Pagatan Batulicin, Suriadi, adanya suntikan dana kerjasama bagi hasil tersebut menurut Suriadi sangat membantu bisnisnya.
Pola bisnis seperti yang tengah berjalan sekarang baginya, begitu banyak memberikan keuntungan.
“Alhamdulillah berkat adanya BUMN Perikanan Indonesia khususnya yang ada di Kalimantan Selatan, kami sangat terbantu di dalam pola bisnis kaya gini,” ungkapnya melalui voicenote Via WhatsApp, Jumat (24/11/2023) siang.
Boro-boro menembus pasar internasional, sebelum hadirnya BUMN Perikanan Kalsel ujar Suriadi, pihaknya acap kali mengalami kendala permodalan untuk menjalankan bisnisnya itu.
Tapi saat ini, Udang Laut dan Bawal Putih yang merupakan komoditi unggulan bisnis milik Suriadi tersebut telah mampu diterbangkan (ekspor<-red) ke Negara Singapura dan Malaysia.
“Alhamdulillah dikami sendiri pendapatan sudah melebihi Rp10 Miliar. Semuanya diterbangkan ke Batam, untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura dan Malaysia,” bebernya.
Senada dengan Suriadi, Fajar yang menjadi mitra BUMN Perikanan Kalsel dari Tanah laut, Pelaihari menceritakan, ketika menjalani masa keterpurukan selama berbisnis ikan Fillet Tenggiri Batang, kehadiran Trisna ketempatnya menimbulkan angin segar.
Pasalnya, pangsa pasar usaha Fajar sebelumnya hanya ditingkat lokalan saja. Itupun peminatnya cenderung kecil.
Melalui bantuan BUMN Perikanan Kalsel, sekarang Fajar dapat memasarkan Fillet Tenggiri Batang sampai ke Taiwan dan Jepang.
“Alhamdulillah sampai detik ini sudah memberikan hasil pendapatan sekitar Rp8 miliar lebih,” ungkap Fajar.
Dia berharap, adanya BUMN Perikanan Kalsel dapat membangkitkan mitra-mitra lain. Serta menumbuhkembangkan para pengusaha-pengusaha swasta di sektor perikanan.
“Mudah-mudahan kami pun dapat segera berkembang dan dapat membantu teman-teman kami yang masih jauh ketertinggalan. Mudah-mudahan BUMN terus mendukung kami terus mendorong kami supaya kami bisa memberikan kontribusi terbaik untuk daerah dan Negara,” harap Fajar.
Sementara itu, Kasatker BUMN Perikanan Kalsel Trisna Utama menyebutkan, komoditi yang kerap diekspor ke manca negara antara lain Fillet tenggiri batang, Udang laut, Bawal putih, Cumi Panjang dan Cumi Kodok (Sotong).
“Best sellernya Fillet Tenggiri Batang, Udang Laut dan Cumi Kodok (Sotong),” cetusnya kepada pewarta melalui keterangan tertulis.
“Kualitas dan kemasan, kita sesuaikan dengan standar internasional,” sambungnya.
Lebih jauh kepada Redaksi8.com, negara-negara yang sudah menjalin hubungan kerjasama dengan para pembisnis ikan lokal yang bermitra dengan BUMN Kalsel seperti Singapura, Malysia, Taiwan, Jepang dan China.
Trisna menjelaskan, target serapan ikan di nelayan dan pengusaha ikan tahun ini hanya sampai Rp25 miliar saja.
Akan tetapi diluar ekspektasinya, nilai trading ekspor mitra perikanan hasil laut di Kalsel telah melebihi target, nilainya mencapai Rp30 miliar selama tahun 2023.
Dimana setiap triwulan, nilainya berkisar Rp2-Rp3 miliar.
“Kalau sampai Desember nanti pastinya lebih dari Rp30 miliar. Karena rencananya Desember ada dua sampai tiga kontener lagi keluar (ikan ekspor<-red),” pungkasnya.
Sekedar info, peran BUMN Perikanan Kalsel tidak hanya memberikan suntikan dana modal untuk bisnis perikanan dimasa normal saja.
Ketika musibah global Covid-19 setahun kebelakang pun, pihak BUMN Perikanan Kalsel berhasil menuntaskan permasalahan sosial ditubuh pengusaha UMKM sektor perikanan.
Kala itu BUMN Perikanan Kalsel memberikan pinjaman tanpa bunga kepada para pelaku usaha.
Melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan, pihak BUMN Perikanan Kalsel yang dipimpin Trisna memeberikan stimulus berupa Fresh Money untuk memperlancar arus permodalan untuk pengusaha UMKM.