REDAKSI8.COM – Saat ini viral Tren tantangan baru bernama Skullbreaker Challenge atau Skull Breaker Challenge muncul di media sosial. Banyak siswa di sekolah yang mengikuti tantangan yang viral di aplikasi TikTok. Padahal tantangan ini cukup berbahaya dan menyebabkan resiko fatal.
Video tersebut, Dalam rekaman itu terlihat tiga orang pria berdiri sejajar. Awalnya, seorang pria melompat lalu diikuti pria lain yang memakai topi. Ketika pria yang berdiri di tengah ikut melompat, dua laki-laki lainnya menendang kaki pria di tengah.
Hal ini membuat pria di tengah kehilangan keseimbangan hingga jatuh menghantam lantai. Pria tidak sadar. Dua laki-laki lain berusaha membangunkan namun tidak ada reaksi dari pria yang jatuh. Ia tampak lemas dan tidak bergerak sama sekali.
Agar kejadian tersebut tidak terjadi di kabupaten Banjar, kepala Dinas Pendidikan kabupaten Banjar Maidi Armansyah menghimbau agar tidak terjadi di kabupaten.
“Terkait dengan permainan-permainan yang viral di media sosial saat ini seperti di tik tok beberapa hari ini kita lihat sangat membahayakan karena ternyata dari informasi itu ada berapa yang mengalami kecelakaan fatal,”
“Kami dari dinas pendidikan menanggapi segera waktu koordinasi dengan bidang-bidang terkait untuk menyebarluaskan ke media sosial seperti grup K3S SMP dan lainya,” ungkapnya saat diwawancarai, Senin (17/2/2020)
Maidi juga menghimbau kepada kepala sekolah agar lebih intensif dan memperhatikan kegiatan anak anak terutama luar jam pelajaran seperti istirahat atau saat pulang.
Sementara Kasat Binmas Polres Banjar, AKP Hj Amalia Afifi saat dihubungi via Whatsapp menyatakan kegiatan tersebut sangat berbahaya.
“Bisa berakibat fatal mas, apalagi yang jatuh tengkoraknya, bisa pecah dan akibatnya kalau tak meninggal atau lumpuh. Ngeri,” ungkapnya.
Jika dilakukan, pelaku Skull Breaker Challenge dapat dijerat dengan tindak pidana kekerasan karena dapat mengakibatkan seseorang luka atau cacat, bahkan meninggal dunia.
“Apalagi hal tersebut dilakukan dengan kesengajaan, karena mereka tahu itu berbahaya, tapi masih tetap dilakukan. Apalagi kalau posisi jatuh seperti telentang, manusia kan punya tulang belakang dan kepala menjadi tempat urat syaraf yang terpenting dalam tubuh,” katanya.
AKP Hj Amalia Afifi yakin bukan hanya dokter saja, bahkan jika orang tua tahu kalau anaknya melakukan kegiatan yang akan membahayakan tubuh pasti akan melarang.
“Saya menghimbau agar masyarakat terutama pelajar jangan melakukan atau meniru Skull Breaker Challenge. Selain kita bukan profesional, juga sangat berbahaya dan kita tidak terlatih. Sebaiknya jangan lakukan dan jangan ambil resiko. Lakukan olahraga yang lebih bermanfaat dan raih prestasi,” pintanya.