REDAKSI8.COM – Sungai Kemuning yang dulunya ‘hampir tidak terlihat’, lantaran tertutupi oleh bangunan dapur-dapur masyarakat yang tinggal di bantaran sungainya, kini menjadi lebih tertata dan tidak kumuh lagi.
Walikota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani kepada sejumlah rekan media usai meresmikan infrastruktur permukiman kumuh Sungai Kemuning mengungkapkan, penanganan kawasan kumuh di bantaran Sungai Kemuning ini terinspirasi dari Kali Code yang ada di Yogyakarta.
“Kali Code memiliki panjang sekitar 1,5 Kilometer, dari inspirasi ini kita bisa mengembangkan Sungai Kemuning sepanjang 5 Kilometer. Ini sangat mengejutkan,” ujar Nadjmi Adhani.
Guna merealisasikan hal tersebut, Nadjmi Adhani menyampaikan ada beberapa fase yang harus dilakukan.
“Fase pertama melakukan normalisasi, fase kedua menyelesaikan bantaran sungai sehingga ini akan merubah mindset masyarakat, dari sungai di belakang rumah menjadi di depan rumah. Fase ini sudah kita lakukan dan merubah kawasan dari kumuh menjadi kawasan yang nyaman,” terangnya.
Fase berikutnya, kata Nadjmi Adhani, akan masuk kepada fase pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan melibatkan beberapa SKPD terkait, seperti Disporabudpar, Dinas Perdagangan dan DiskopUKM dan Naker Kota Banjarbaru.
Di samping itu, Nadjmi Adhani mengaku tidak menyangka dan baru mengetahui bahwa dari 5 Km panjang Sungai Kemuning, 3 Km diantaranya sudah ditangani dan diselesaikan menjadi kawasan yang lebih tertata.
“Pemerintah daerah komitmen bukan hanya mengandalkan APBN saja, tetapi juga masuk dan menggarap stakeholder lain untuk terlibat. Ini yang menurut saya diapresiasi oleh pemerintah pusat, kalau sudah bagus dan dapat menjadi contoh/model bagi pemerintah daerah lain, bisa jadi dituntaskan,” bebernya kemudian.
Di sisi lain, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalsel Muhammad Rizat Abidin ST MT MSc menyampaikan, penanganan Sungai Kemuning sepanjang 3 Km ini termasuk penanganan sungai yang terpanjang di Indonesia.
“Kalau di Jogja ada Kali Code itu gak kurang dari 1 Km, termasuk bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta, penanganan kumuhnya juga tidak sampai 3 Km. Jadi kalau menurut kami dari program Kotaku, inilah (Sungai Kemuning) yang terpanjang se Indonesia,” ujar Rizat.
Lebih lanjut Rizat menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwasata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru agar masyarakat tidak hanya ‘menikmati’ sungainya, namun juga ada juga kegiatan ekonomi kreatif kerakyatan di bantaran sungainya.
“Sehingga kegiatan ekonomi masyarakat dalam skala komunitas bisa hidup,” pungkasnya.