REDAKSI8.COM – Bupati Banjar, KH Khalilurrahman menghadiri Rapat Kelompok Kerja Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Ke-12, Sabtu (10/3/18).
Rapat sekaligus silaturahmi para anggota Forum Komunikasi dan Guru-guru Diniyah Takmiliyah se-Kabupaten Banjar ini, diselenggarakan di Aula Sabilal Muhtadin Gedung Islamic Center KH Anang Djazouly Seman, Martapura.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Ahmad Khotib (prestasi yang pernah diraih yaitu Juara I Tingkat Provinsi Kal-Sel dalam rangka kegiatan lomba Porsadin di Asrama Haji dan mewakili Provinsi Kal-Sel).
Turut hadir Ketua MUI Kabupaten Banjar, KH Fadlan Asyari, Kemenag Kabupaten Banjar, perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar serta tamu undangan lainnya.
Madrasah Diniyah di Kabupaten Banjar mencakup hingga 150 lembaga madrasah diniyah dengan guru sebanyak 1.077 orang.
Sebelumnya, kegiatan rapat yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali ini digelar di Sekretariat Mesjid Nurul Huda Kecamatan Karang Intan.
Oleh Bupati Banjar, KH Khalilurrahman, diberi izin untuk pinjam pakai salah satu ruangan yang ada di Gedung Islamic Center KH Anang Djazouly Seman sebagai ruang sekretariat.
Bupati Banjar, KH Khalilurrahman saat memberikan sambutan mengatakan, kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu serta profesionalisme sebagai tenaga pendidik, yang sangat penting peranannya dalam pembekalan anak.
”Dengan berbagai ilmu dasar yang akan terbentuk karakter, watak dan akhlak anak-anak. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, para pendidik harus aktif mengimbangi hal tersebut sehingga mampu mengembangkan pelajaran, membawa anak-anak didik menjadi lulusan yang berkualitas tinggi, berakhlak, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,” tutur Bupati.
Bupati Banjar yang kerap disapa Guru Khalil ini kepada Redaksi8.com menyampaikan, Madrasah Diniyah dibangun untuk menampung anak-anak SD dan SMP yang ketika sore hari sekolah ilmu agama.
”Oleh karena itu, kebanyakan madrasah diniyah dibangun dari inisiatif dari para orang tua siswa di tempat mereka tinggal, lalu mengangkat guru-guru untuk mengajar anak-anak mereka,” ujar Guru Khalil.
Terkait insentif yang diberikan kepada guru-guru pengajar madrasah diniyah, Pemerintah Daerah saat ini baru sanggup memberikan sebesar 100 ribu rupiah per bulan.
”Tapi di dalam APBDs itu ada tercantum dari Kemendes, bahwa desa itu boleh membantu guru-guru di pendidikan keagamaan,” sebut Guru Khalil. (dema)