Ia menambahkan, kayu Palawan banyak tumbuh di Kalimantan Tengah di lahan yang berpasir. Ukuran kayu ideal yang dipilih untuk kemudian diproduksi menjadi berbagai macam pengembangan produk kreatif, yaitu dari ukuran diameter 5 cm sampai 10 cm.
Sejak tahun 2012 belajar mengolah arang menjadi barang bernilai ekonomis, Narwanto terus mengembangkan karyanya. Terbaru, pemuda asal Bojonegoro ini mendapat ilham untuk lebih mengeksplorasi benda hitam hasil pembakaran dari kayu ini, yakni membuatnya menjadi sebuah alat musik.
“Jadi arang itu ada dua jenis, arang hitam sama putih, nah yang putih ini dia teksturnya keras serta kalau dibenturkan mengeluarkan suara dentingan seperti baja,” terang Narwanto.
Meski ia menyebut arang putih, tapi tetap saja penampakan warnanya hitam. Narwanto menyebutnya sebagai arang putih karena kualitas dan harga jualnya yang lebih mahal.
Untuk menghasilkan arang yang berkualitas, lebih lanjut Narwanto menyampaikan, memerlukan waktu hingga 15 hari, dari proses memasukkan kayu ke dalam tungku dan membakarnya disuhu 1.000 derajat hingga panen (menjadi arang siap pakai).