REDAKSI8.COM, Kabupaten Banjar – Angka stunting di Kabupaten Banjar menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 Kabupaten Banjar terendah ke 7 dengan jumlah 26,4 persen yang sebelumnya berada di 40,2 persen di tahun 2021, ada penurunan di 13,8 persen di tahun 2022. Dan ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan keluarga berkualitas di Kabupaten Banjar.
Cara menekan stunting tersebut dari 40,2 persen ke 24,4 persen tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar melalui kegiatan konvergensi di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), BUMN, BUMD dan forum CSR dari tingkat desa hingga Kabupaten tahun 2022, Kabupaten Banjar berhasil menurunkan prevalensi stunting berdasarkan survei SSGI sebesar 26,4 persen.
Menurut Said Idrus Al Habsyi selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Banjar mengatakan bahwa dalam menambah penurunan angka stunting, semua pihak perlu bekerjasama dan saling bersinergi dalam mendukung terlaksananya rencana aksi percepatan penurunan stunting baik tingkat provinsi atau Kabupaten, dengan target capaian di angka 14 persen.

“Oleh karena itu kami menyambut baik dengan dilaksanakannya penilaian kinerja 8 aksi konvergensi di kabupaten/kota. Untuk mencapai target tersebut tentunya tidaklah mudah dengan waktu tersisa lebih kurang 1 tahun. Tapi kita wajib optimis dengan segala upaya yang ada hingga hal mustahil dapat menjadi mungkin pada tahun 2024 sebesar 14 persen,” ungkapnya, Selasa (23/5/2023)
8 aksi konvergensi stunting yang dipaparkan meliputi analisa situasi, rencana program kegiatan, rembug stunting, peraturan bupati tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data stunting, pengukuran dan publikasi serta review kinerja tahunan.
Adapun Inovasi yang berdampak signifikan terhadap penurunan stunting diantaranya Kepo Centing (Kesehatan Reproduksi Cegah Stunting) salah satunya tentang pemenuhan dan pemantauan tumbuh kembang anak dan alat kontrasepsi.
Probisa MANIS (Program Bantuan Ibu Dhuafa Maju Mandiri Agamis) tentang menciptakan Kabupaten Banjar yang ramah dan layak anak. Serta BAAS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting) tentang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pangan lokal kaya protein. (Adv).
