REDAKSI8.COM – Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di dua sekolah yakni SMPN 1 Martapura Barat dan SDN Penggalaman 2. uji coba itu menjadi percontohan penerapan protokol kesehatan di sekolah dan selanjutkan akan dilakukan evaluasai sebelum menerapkan tatap muka disemua sekolah yang ada di Kabupaten Banjar.
Saat pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka. Tampak para siswa memakai masker dan pelindung muka sebagai persyaratan protokol kesehatan covid-19. Serta di sekolah tersebut sudah menyediakan tempat mencuci tangan, masing-masing meja belajar siswa juga diberikan jarak 1,5 meter.
Saat dijumpai, Kepala SMP Negeri 1 Martapura Barat, H Mahyuni mengatakan sebagai sekolah percontohan kami sudah menerapkan syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk proses pembelajaran tatap muka kali ini. Tentu sesuai dengan protokol kesehatan covid-19.
“Pada uji coba pembelajaran tatap muka ini, para siswa itu kami bagi menjadi dua sif yakni pagi pukul 08.00-10.00 Wita dan siang pukul 11.00-12.30 Wita,” ungkapnya, Selasa (1/12/2020).
Mahyuni menjelaskan, kebetulan hari ini para siswa sedang ujian atau Penilaian Akhir Semester (PAS) hingga Selasa (7/12/2020). Jadi ada 12 kelas yang kami berdayakan. Rata-rata setiap kelas berisi 18 siswa dengan memberikan jarak 1,5 meter tiap meja siswa di kelasnya masing-masing. Untuk pulangnya pun bergantian per-3 kelas dengan jarak antara 10-15 menit,” ujarnya.
Mengenai pembelajaran tatap muka dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, orang tua wali murid saat dilaksanakan pembelajaran tatap muka memberikan responnya sangat bagus.
“Alhamdulillah respon dari orang tua murid sangat positif. Bahkan ada juga yang mengucapkan terimakasih kepada kami. Saat sosialisasi pun 100 persen menyetujui adanya pembelajaran tatap muka,” tutur H Mahyuni.
Disisi lain, untuk fasilitasnya pihak sekolah menyediakan 17 buah tempat cuci tangan dimana terletak di depan kelas. 2 tandon besar berisi 1.200 liter air dan 1 tandon berisi 600 liter air yang dipergunakan untuk mencuci tangan.
Dikatakannya lebih jauh, fasilitas yang didapat sebagai sekolah percontohan pembelajaran tatap muka ini. Berasal dari Dana Afirmasi sebesar Rp. 60 juta, 10 liter cairan disinfektan dari BPBD Kabupaten Banjar dan sosialisasi dari Disdik Kabupaten Banjar. “Jadi 80 persen yang menyediakan fasilitas ini dari sekolah sendiri,” ungkapnya.
Namun demikian, dirinya juga berharap kepada pemerintah daerah agar kembali memberikan bantuan kepada kami. Terutama untuk bantuan dana.
“Karena pembelajaran ini berkelanjutan, saya berharap untuk pemerintah daerah agar memberikan bantuan berupa dana. Guna memenuhi fasilitas yang diperlukan di tengah pandemi covid-19,” pintanya.