REDAKSI8.COM – Bau tak sedap yang datang dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Banjarbakula di Kelurahan Cempakabaru, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru dikeluhkan masyarakat setempat. Sakrip, warga setempat mengaku merasa terganggu akan bau tak sedap yang kadang-kadang melintas di RT 31, pemukiman Ia tinggali sekarang.
“Tidak setiap waktu sih mas, cuma kadang kala kalau angin ke arah sini bau tak sedapnya menyengat sekali,” ujarnya kepada Redaksi8.com, Sabtu (12/12).
Dikonfirmasi kepada petugas TPA Regional Banjarbakula, Misran menjawab, sampah yang datang berton-ton setiap harinya dari Barito Kuala, Pelaihari dan Banjarmasin, setelah ditumpuk akan ditutup menggunakan tanah, supaya baunya tidak kemana-mana.
“Selain bau, sampah-sampah yang ditimbuni tanah itu juga merupakan proses pembuatan biogas dalam rencana panjang TPA Banjarbakula nanti,” terangnya kepada pewarta ini.
Kebanyakan bongkar Misran, sampah-samapah tersebut adalah sampah jenis residu yang sudah dipilih. Dimana setiap truk yang mengangkut sampah, beratnya mencapai 8 sampai 9 ton. Truk angkutan sampah terbanyak tambahnya datang dari Pelaihari, mencapai kurang lebih 15 truk dalam sehari.
“Sehari itu ada sekitar 400 ton sampah dari beberapa daerah yang masuk kesini. Saat ini belum ada penarikan retribusi, masih digratiskan,” ujar Misran.
Diketahui luas keseluruhan TPA Regional Banjarbakula sekitar 18 hektar. Dimana terdapat 4 unit pengurungan sampah yangluasnya masing-masing seluas 1 hektar. Mampu menampung sampah hingga 5 tahun dengan dilengkapi teknologi pengolahan air lindi berkapasitas 1,5 liter/detik dan menggunakan sistem sanitary landfill sehingga kawasan di sekitar tidak tercemar dan bau dari timbunan sampah.
Cara kerjanya, sistem sanitary landfill ini sampah yang masuk adalah sampah sisa atau 30% dari sampah awal yang telah dipilah. Sampah kemudian dilapis tanah. Berbeda dengan sistem open dumping, sampah hanya dibuang begitu saja tidak diproses lebih lanjut.
Adapun perlengkapan alat berat yang tersedia berjumlah 5 unit, satu unit Dozer, Loader dan 3 unit Eksapator.
Pembangunannya dilakukan sejak 12 Mei 2017 dan telah rampung pengerjaan pada 30 November 2018 dengan anggaran sebesar Rp149 miliar dalam bentuk kontrak tahun jamak (multiyears contract) yakni 2017-2018.