REDAKSI8.COM – Bagi beberapa kalangan khususnya para pengusaha micro hingga menengah, Covid -19 tidak melulu membuat mata pencaharian suatu masyarakat menjadi turun bahkan hilang sama sekali.
Ada juga yang berani mengambil keputusan dengan membanting setir usaha sebelumnya menjadi usaha yang tidak pernah dilakoni bahkan jauh dari yang dibayangkan.
Mari sejenak kita ikuti cerita Candra Arif Pribadi, seorang pembisnis jual beli Ikan Hias Koi selama masa pandemi covid-19, dimana sekarang sudah bisa meraup keuntungan jutaan rupiah setiap minggunya.
“Selama pandemi orang banyak di rumah. Dari pada menghabiskan waktu tanpa melakukan apapun, kebanyak orang memilih memelihara Ikan Hias Koi,” kata Candra.
Candra yang dulunya hanya menjual pengisian air galon itu kini di tempat tinggalnya yang terletak di Jalan Manado Kelurahan Loktabat Selatan, Kota Banjarbaru itu telah dipenuhi bak aquarium berisi ratusan ekor Ikan Hias Koi dengan beragam jenis, motif dan ukuran terbaik.
Candra mengaku, di massa pandemi covid-19, usahanya itu bak primadona bagi banyak kalangan di Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga luar provinsi.
Apalagi ragam jenis dan motif Ikan Hias Koi miliknya, membuat daya tarik usaha yang Ia namai CR Koi itu diserbu konsumen.
“Kurang lebih ada 50 jenis Ikan Koi yang saya jual, cuman hari ini tinggal 15 jenis saja yang siap untuk dijual,” ungkap Candra, Jumat (30/10).
Dari ukuran kecil hingga besar, Candra dan Istri sudah berhasil menjual Ikan Koi mulai harga Rp. 100 ribu sampai Rp. 3,5 juta. Dalam seminggu saja Ia menambahkan, mampu menjual Ikan Hias Koi dengan jumlah 200 ekor lebih.
“Harga Ikan Koi yang kita jual pernah menembus harga 8 Juta rupiah untuk satu ekor,” bebernya kepada pewarta ini.
Adapun jenis Koi yang dijual Candra terdiri dari, Ikan Koi jenis Kohaku, Tancho, Taisho Sanke, Showa Sanshoku, Koromo, Kawarimono, Ogon, Hikari moyomono, Hikari Utsurimono, Kinginrin, Hikari, Aka Matsuba, Karasugoi, Platinum, Butterfly, Kumonryu, Ochiba, Showa, Shusui, Tencho Kohaku, Ki Matsuda, Benigoi, Asagi, Utsurimono, Shiro Bekko hingga Hana Shisui.
“Yang paling trend saat ini ikan koi jenis Tancho. Ada corak merah terukir bulat di bagian kepalanya seperti lambang bendera jepang,” imbuhnya.
Hanya perlu sekitar 8 bulan, Candra menerangkan sudah memiliki belasan aquarium berlatar biru dengan ukuran masing-masing panjangnya 120, lebar 50 dan tinggi 35 centimeter diisi puluhan hingga ratusan ekor ikan koi serta filter dan airator.
Baginya, harga Ikan Hias Koi tidak bisa diukur melalui ukuran besar kecilnya. Bisa saja ukurannya besar namun motif dan keindahan panjang tubuhnya tidak lebih baik dari yang bertubuh kecil bermotif menabjubkan.
“Awal memulainya kita beli dari penjualan lokalan di Banjarbaru dengan modal awal sekitar 1 juta 5 ratus ribu rupiah, ikannya pun kita letakan di tandon saja. Semakin kesini kita melihat keuntungannya tidak terlalu signifikan. Akhirnya kita putuskan untuk mendatangkan Ikan Koi dari daerah luar dengan jenis dan motif yang jauh lebih variatif,” sahut Candra ditanya sejarah awal usahanya itu.
“Setelah kita shere perlahan melalui sosial media milik kami, konsumen mulai berdatangan. Saya rasa karena jenis dan kecantikan yang sudah berbeda dari yang sebelumnya,” Ia Melanjutkan.
Mengapa selaris itu, bisnis yang dilakoninya sejak masuknya virus corona itu tidak hanya mengutamakan jual beli saja layaknya pengusaha pada umumnya, akan tetapi candra juga mengedepankan pelayanan terhadap para konsumen.
Seperti jargon Kota Banjarbaru yakni Kota Pelayanan, setiap konsumen yang membeli langsung maupun melalui proses pengiriman, Candra terlebih dahulu memberikan edukasi bagaimana cara dan tahapan memelihara Ikan Koi.
Baik selama proses adaptasi lingkungan baru sampai perawatan penyakit pada Koi Ia berikan bimbingan. Bahkan, Candra juga menyediakan garansi terhadap konsumen dari luar Kalsel.
“Jika ikannya mati saat dalam proses pengiriman kita kasih garansi, entah uangnya kita kembalikan bisa juga mengganti ikan yang baru,” tuturnya.
Cabang toko Ikan Hiasnya juga ada di samping Qmall Banjarbaru, Kota Pelahari, Tanjung, Tabalong dan Batu Licin. Sementara yang di luar Kalsel diantaranya di Palangkaraya dan Muara Teweh.
Ia berharap, usaha bisnisnya ini tidak hanya sampai disini saja, kedepannya pemerintah bisa melirik usahanya ini untuk dijadikan sebagai salah satu objek destinasi wisata edukasi Ikan Hias Koi di Kota Banjarbaru.
“Mudahan nanti disini bisa seperti Kampung Pejabat, ya maunya sih jadi Kampung Ikan Hias Koi,” cetusnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Perum Perikanan Indonesia Kalimantan Selatan, Trisna Utama mengatakan, selama pandemi covid-19 salah satu devisa negara sebesar 60% dari Ikan Hias, seperti Ikan Koi, Ikan Gapi dan Ikan Cupang.
Menurut lelaki yang juga merupakan salah satu konsumen Candra, usaha tersebut merupakan satu dari penggerak roda ekonomi di Indonesia. secara pemasaran baginya sudah bagus, walaupun masih perlu ditingkatkan lagi daya beli dan daya tarik tempatnya.
“Entah dari Perum Perikanan Indonesia Kalsel bisa memberikan subsidi apa untuk bisnis Ikan Koi ini nanti, yang pasti kita punya angan-angan menjadikan usaha bapak Candra ini sebagai shelter Ikan Hias Regional Kalimantan,” ucap Trisna Utama.
“Kita perlu diskusikan dulu nanti bersama penyuluh perikanan Kota Banjarbaru supaya pergerakannya satu visi,” sambungnya.
Secara lokasi menurut Trisna sangatlah strategis. Lantaran posisinya di Banjarbaru dekat dengan Bandara Internasional serta tidak jauh dari ibu kota Kalimantan selatan, Banjarmasin, provinsi lain antara lain Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
“Kita upayakan supaya disini bisa menjadi Kampung Koi Banjarbaru,” Ia menukas.
“Pun nanti kita coba setting interior toko Ikan Hias ini supaya tidak kalah sama di daerah Jawa bahkan luar negeri, biar bisa jadi tempat spot poto, kumpul komunitas Ikan Hias Koi serta wahana edukasi untuk anak-anak pendidikan usia dini (Paud) di Kota Banjarbaru,” pungkasnya.